Monday 10 November 2008

Taman Baca Cakrawala


Seorang siswi kelas 2 sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Pekalongan menemui saya usai seminar yang diselenggarakan di sekolahnya itu. Gadis itu menyampaikan keinginannya untuk memiliki usaha yang bisa ia jalankan sambil sekolah.

Hampir satu jam kami berbicara. Ia menceritakan banyak hal tentang kondisi keluarganya, sekolah dan keinginannya untuk memiliki penghasilan tambahan agar bisa membantu orangtuanya. Ia ingin melakukan usaha apa saja yang penting bisa dilakukan sambil sekolah. Ia juga menyatakan sangat tertarik dengan dunia tulis-menulis seperti yang saya singung dalam seminar tersebut. Gadis yang akhirnya saya ketahui bernama Ziah itu mengatakan kalau punya hobi membaca buku, meskipun tidak memiliki banyak buku.

Setelah berbicara cukup lama, akhirnya diskusi itu kami tutup dengan kesimpulan, ia akan memulai dengan sewa-menyewakan buku, atau semacam perpusatakkan keliling. Caranya, buku-buku itu akan dibawa ke sekolah dan ditawarkan ke teman-teman, guru dan orang lain yang mau meminjam. Setiap buku dikenakan uang sewa antar 500-2000 rupiah tergantung tebal-tipisnya buku. Modalnya dari mana? Uang tabungan yang Ziah miliki sebesar Rp.40.000,- itu akan digunakan untuk membeli beberapa buku novel remaja. Saat itu kebetulan ada pameran buku di kota kami.

Berikutnya uang tersebut bisa digunakan untuk membeli 4 buah buku. Setelah ditawarkan ke teman-temannya ternyata mereka sangat berminat. Seminggu kemudian ia bisa membeli sebuah buku lagi, dua meninggu selanjutnya ia beli 2 buku, minggu berikutnya ia beli 3 buku dan begitu seterusnya. Sampai bulan ke 4 ia sudah memiliki puluhan buku. Dia juga menerima sumbangan buku-buku dari simpatisan dan konsumen peminjam bukunya.

Ziah (kemudian menjalankan usahanya bersama sahabtnya Mila) bisa mengumpulkan uang sewa sampai Rp.60.000,- setiap bulannya. Selain untuk membeli buku lagi, sebagiannya ia gunakan untuk menambah uang saku atau memenuhi kebutuhan sekolahnya. Ia punya obsesi untuk mendirikan sebuah taman baca yang ia beri nama 'Taman Baca Cakrawala'.
Sebuah rumah tua di sudut kota sedang dipersiapkan untuk dijadikan taman bacaan tersebut. Menurutnya dalam 1-2 bulan ke depan sambil mencari-cari tambahan buku-buku ia akan me-launching taman baca tersebut. Sebuah usaha mulia yang patut kita dukung.

Membaca masih belum menjadi budaya bagi masyarakat kita. Realitas budaya baca di Indonesia yang masih kelabu ini, hendaknya menggugah dan memacu setiap lembaga pendidikan dan perpustakaan dengan segenap stake holder – termasuk media massa dan para pencinta bacaan – untuk secara sukarela berpartisipasi, bahkan proaktif memberikan sumbangsih mereka demi menumbuh kembangkan minat baca masyarakat.

Rendahnya minat baca masyarakat secara nasional disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari rendahnya produktivitas pengarang buku, minimnya penerbit yang mampu memproduksi buku-buku bermutu, kecilnya honorarium pengarang buku, sampai ke mahalnya harga buku.
Catatan dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) menyebutkan, selain masalah kualitas buku, dari segi produktivitas pengarang umum di luar buku pelajaran saja, sudah menurun drastis sejak 5 tahun terakhir. Tahun 1999, para pengarang kita mampu memproduksi 9.000 judul buku, kini cuma sekitar 6.000 judul buku setiap tahun. Bandingkan dengan Malaysia (lebih 15.000 judul buku), Jepang (60.000 judul) dan Inggris (110.155 judul) setiap tahun.

Rendahnya minat baca di negara kita pada dasarnya lebih disebabkan faktor internal dibanding faktor eksternal dari tiap individu warga masyarakat. Faktor eksternal (harga buku, mutu buku, lingkungan keluarga, dan sebagainya) jelas berpengaruh, tetapi pengaruh faktor internal lebih dominan. Faktor internal tersebut ialah masih rendahnya motivasi bangsa ini dalam membaca.

Padahal selain merupakan sumber inspirasi, menambah wawasan, menjadi sarana belajar otodidak, membaca juga bagian dari ibadah. Bukankah Allah yang memerintahkan langsung kepada kita untuk gemar membaca? Sehingga ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah adalah perinta membaca.

Para tokoh seperti Bung Karno, Bung Hatta, Hamka dan yang sekaliber dengan mereka lainnya, tak diragukan lagi komitmennya dalam mencintai dunia bacaan. Tak heran, dalam Bung Karno antusias berwasiat kepada generasi muda kita : “Pemuda harus membaca dan terus membaca. “Filosof Prancis, Ralp Waldo Emerson, dengan tegas menyatakan : Mereka yang banyak membaca adalah mereka yang menemukan sukses dan bahagia.”

Oleh karena itu marilah kita -terutama para orang tua- harus lebih dulu memiliki kegemaran membaca, agar ajakan yang luhur dan mulia ini bisa berpengaruh efektif terutama kepada anak-anak di rumah. Bukankah tak sedikit orang-orang yang sukses dan jadi orang besar berasal dari keluarga cinta baca ? Setiap orang tua perlu mengapresiasi
budaya baca dengan memberikan suri tauladan bagi keluarganya.
Sebuah langlah yang dimulai oleh Ziah dan teman-temannya, mungkin belum seberapa, namun kita berharap ini akan menjadi bola salju untuk menggairahkan minat baca. Bahkan Ziah memiliki banyak manfaat sekaligus, menumbuhkan minat baca, mendapatkan ilmu dari buku yang dibaca dan juga memiliki penghasilan tambahan. Mau mencoba? []

Tuesday 21 October 2008

Imajinasi dan Mimpi


Penelitian menunjukkan, semakin spesifik dan menantang suatu tujuan atau harapan, semakin efektif untuk memotivasi seseorang atau kelompok. Visualisasi adalah upaya untuk membayangkan tujuan dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin, sehingga seolah-olah tujuan itu telah terwujud.

Visualiasi persis seperti kita menonton film di TV, membayangkan seolah-olah yang kita tonton itu benar-benar terjadi, sehingga pikiran dan perasaan kita ikut hanyut dalam cerita film tersebut. Atau seperti mimpi yang kita alami ketika tidur, seolah ia menjadi nyata terjadi.

Coba Anda bayangkan syukuran perkawinan Anda yang ke-25. Bayangkan sebuah acara syukuran yang semarak, dimana teman-teman, orang-orang yang Anda cintai, dan kolega-kolega Anda dari segala penjuru tempat yang Anda singgahi dalam hidup Anda datang untuk mengatakan rasa hormat mereka. Bayangkan serinci mungkin, sejauh Anda bisa. Tempatnya, orang-orangnya, dekorasinya, dll. Ketika Anda membayangkannya, Anda sebetulnya melakukan visualisasi.

Anda bisa menggunakan cara visualiasi ini untuk menentukan tujuan Anda. Dengan melakukan visualisasi terhadap tujuan yang akan diraih, motivasi akan muncul. Semakin jelas, spesifik dan menantang visualsiasi yang Anda lakukan, semakin kuat motivasi yang akan muncul.

Visualisasi berbeda dengan mengkhayal. Jika mengkhayal atau melamun, berarti membayangkan sesuatu tanpa tujuan, abstrak dan melompat-lompat. Maka visualisasi berarti membayangkan sesuatu yang akan dituju. Visualiasi adalah membayangkan sesuatu dengan konkrit dan sistematis, sehingga muncul sebuah ”cerita” di benak kita. Persis seperti seorang penulis fiksi menuliskan sebuah cerita fiktif.

Mengkhayal dan melamun tak banyak manfaatnya dalam menumbuhkan motivasi seseorang. Sebab dengan lamunan, seseorang tak dapat membayangkan masa depannya dengan jelas. Berbeda dengan visualisasi.

Jika Anda membaca biografi para pemimpin, pengusaha, peneliti dan orang-orang ternama lainnya, Anda dapat melihat bahwa visualisasi menjadi salah satu faktor yang membuat mereka termotivasi untuk sukses. Sebagai kitab pedoman orang muslim, Al Quran banyak memakai teknik visuliasi ketika berbicara tentang syurga dan neraka, sehingga orang yang sering membaca Al Quran dapat membayangkan betapa nikmatnya syurga dan betapa betapa sengsaranya neraka.

Melakukan visualisasi berarti memerintahkan otak kita bekerja untuk mebayangkan sesuatu. Kita tidak mungkin melakukannya jika otak kita tidak membayangkan sesuatu.

Analogi mudah untuk visualisasi adalah mimpi. Bukan mimpi sebagai bunga tidur, namun impian berupa sebuah cita-cita, harapan, asa!

Mimpi mampu memberikan kita motivasi untuk berencana, bertindak, dan mengatur strategi. Dengan memiliki mimpi kita terpacu berusaha memulai langkah pertama menuju sukses yang kita impikan. Misalnya: para peserta kontes idola, pasti memiliki mimpi untuk menjadi pemenang, atau paling tidak masuk ke babak final dan tampil di televisi. Mimpi ini memotivasi mereka untuk pergi ke lokasi pendaftaran, mempersiapkan diri dengan berlatih sebelum audisi dimulai, sampai akhirnya, bagi yang mampu menembus audisi, bisa melanjutkannya ke tahap menyanyi dan tampil di panggung untuk ditonton jutaan penduduk Indonesia.

Impian kita tentang masa depan haruslah berorientasi kepada perubahan. Tanpa mimpi tak akan ada perubahan. Mimpilah yang membuka jendela ke perubahan positif di masa depan. Melalui mimpi kita bisa melihat masa depan yang bagaimana yang ingin kita ukir. Hari depan yang kita lukis dalam benak kita. Gambaran perubahan positif di masa depan inilah yang akhirnya mendorong kita mewujudkan perubahan tersebut. Semua yang ada di dunia mengalami 2 kali penciptaan. Diawali dengan disain, gambaran atau angan-angan.

Hal ini juga yang dialami Bill Gates dengan kerajaan Microsoftnya yang merevolusi penggunaan perangkat komputer yang ringan dan murah atau Michael Dell, dengan kerajaan Dell Computersnya yang merevolusi perakitan komputer yang murah dan meriah, serta Walt Disney dengan kerajaannya di bidang mainan dan animasi yang mengubah paradigma film kartun dengan meluaskan jangkauan pengaruh film animasi sampai ke taman hiburan Disneyland, yang pada awalnya berada di luar bayangan banyak orang.

Nah, bagaimana dengan Anda, sudahkah Anda memiliki imajinasi dan mimpi untuk pekerjaan Anda? Bagaimana imajinasi dan impian Anda tentang perusahaan tempat Anda bekerja, akan seperti apa kelak, atau akan menjadi apa Anda di masa datang dengan pekerjaan ini? Sudahkah Anda mempersenjatai mimpi Anda dengan berbagai kekuatan yang nantinya mampu mendorong Anda mewujudkannya?

Selamat bermimpi dan sukses untuk kita semua.[]

Tuesday 14 October 2008

Belajar dari Laskar Pelangi



Menonton film Laskar Pelangi memaksa saya beberapa kali menitikkan airmata. Bukan karena sedih karena meninggalnya Pak Harfan, sang kepala sekolah yang berdedikasi tinggi. Atau ketika ayahnya Lintang yang seorang nelayan meninggal saat sedang melaut. Namun saya terharu dengan semangat orang-orang yang ditokohkan dalam film ini dalam berjuang dalam belajar mengajar. Sebuah semangat yang sedikit demi sedikit milau memudar.

Film yang saat ini sedang diputar di bioskop-bioskop diseluruh Indonesia ini diangkat dari sebua novel laris karya sang fenomenal, Andrea Hirata. Ia seorang karyawan sebuah perusahaan telekomunikasi yang namanya dikenal di seluruh nusantara karena karyanya dalam dunia sastra. Novel-novelnya memenuhi hampir seluruh toko buku di negeri ini.

Dalam kisah ini diceritakan perjuangan 10 orang anak desa di Belitong, salah satu wilayah di Kepulauan Bangka Belitung. Lintang, Ikal, Mahar, Sahara dan keenam temannya adalah gambaran anak-anak desa yang ingin pendidikan murah di salah satu pulau terkaya di Indonesia itu. Mereka dididik oleh seorang guru berdedikasi tinggi, Bu Muslimah, dan seorang kepala sekolah yang pandai memotivasi anak-anak muridnya, Pak Arpan.

Semangat belajar. Itulah hikmah yang saya petik dari film ini. Sebuah motivasi yang harus selalu tertanam dalam diri kita dan bangsa ini. Semangat untuk senantiasa melakukan upgrade diri sendiri. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kita.

Belajar memang satu hal yang penting dalam kehidupan kita. Sepanjang waktu kehidupan adalah waktu untuk belajar. Long life education. Belajar bisa dilakukan dengan mengikuti pelatihan, seminar, talkshow dan acara training di perusahaan. Atau mengikuti pelajaran formal, kuliah, kursus atau mengikuti penjenjangan edukasi lainnya.

Dalam agama diajarkan konsep belajar seumur hidup. Belajar dari buaian sampai liang lahat. Bahkan mengingat pentingnya belajar ini, sebuah pepatah Arab menyebutkan belajarlah meskipun harus ke negeri Cina. Tidak ada batasan waktu maupun tempat untuk belajar.

Andreas Harefa menyindir kita agar mau ’Menjadi Pembelajar Sejati’ bukan hanya mengandalkan belajar formal. Justru tidak kalah penting adalah belajar dari pengalaman dan kehidupan keseharian kita adalah kelas pembelajaran yang tiada batas.

Rasulullah Muhammad memulai perubahan besar dengan mendidik para sahabat melalui proses panjang tarbiyah. Inilah pendidikan besar berjenjang yang ia lakukan untuk membentuk pribadi berkualitas itu. Sehingga hasil yang dicapai sungguh menakjubkan. Perubahan besar itu dimulai disana. Kemajuan teknologi dan peradaban. Demokratisasi, kemajuan berfikir dan melepaskan diri dari kejahilan.

Kita seharusnya senantiasa memiliki kemampuan adaptasi dan cakap teknologi. Luwes dan tidak kuper. Merespon perubahan dengan cepat dan tepat. Mengetahui dan menyelesaikan persoalan dengan bijak Semuanya berawal dari belajar. Maka marilah kita belajar mulai dari sekarang. Dan jadilah pemelajar sejati.

Jika dalam Laskar Pelangi, Lintang harus naik sepeda dari pesisir pantai dan dijalan sering dihadang seekor buaya besar tapi ia menjadi anak yang cerdas, berwawasan luas dan kemampuan berhitung melebihi kalkulator. Bu Muslimah yang rela dan tetap semangat mengajar meskipun hanya mendapat upah beberapa kilo beras. Pak Harfan yang selalu memompa semangat anak didiknya agar selalu berusaha untuk mencapai keberhasilan. Mereka dengan semngat tinggi menuntut ilmu di sebuah bangunan yang lebih jelek daripada kandang kambing.

Bagaimana kita yang saat ini memiliki fasilitas belajar jauh melampaui kondisi tersebut? Media belajar yang tersebar di sekililing kita. Teknologi yang mudah diakses oleh semua orang. Kenapa kita tidak belajar dari Laskar Pelangi, untuk menjadi pemelajar sejati? []

Tuesday 19 August 2008

Datanglah Lebih Awal, Pulanglah Lebih Lambat

Jika Anda ingin menjadi orang yang pertama dalam perusahaan, mulailah berlatih dengan menjadi orang pertama dalam pekerjaan. Orang yang terlambat bekerja mengesankan bahwa ia adalah orang yang tidak menyukai tugasnya. Paling tidak, demikianlah yang terlintas dalam benak atasannya.

Coba Anda renungkan sejenak, bagaimana Anda bisa terlambat dalam bekerja, padahal untuk menonton bioskop saja Anda harus datang tepat waktu. Anda juga tahu resikonya jika terlambat datang ke stasiun kereta api atau pool bis yang biasa Anda tumpangi untuk pulang di akhir pekan. Apa yang terjadi jika Anda datang terlambat ke kantor atau menghadiri rapat yang telah dijadwalkan?

Biasakan untuk datang di awal waktu, karena dengan demikian Anda akan memiliki nilai lebih dibanding karyawan lainnya.

Sebaliknya hindari berada di kantor hingga lebih dari jam sepuluh malam setiap harinya. Sebab, itu bisa menunjukkan bahwa Anda kurang efisien dalam menggunakan waktu kerja, tidak mampu berkonsentrasi dengan baik atau memiliki kehidupan yang memprihatinkan.

Sebaiknya tinggalkan kantor setengah jam lebih lambat atau maksimal satu jam setelah teman-teman Anda pulang, kecuali ada sesuatu yang benar-benar mendesak yang harus diselesaikan. Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk merancang pekerjaan esok hari, menyusun jadwal kunjungan atau sekedar merapikan meja kantor. Dengan pulang sedikit lebih lambat dari sejawat, maka reputasi kerja Anda akan tetap terjaga.

Masih banyak waktu yang tersedia untuk karir Anda, sehingga amat disayangkan jika Anda setiap malam menghabiskan waktu di kantor. Gunakanlah waktu yang cukup untuk bersama keluarga atau lingkungan sosial. Luangkan juga waktu untuk menambah pengetahuan, kuliah lagi atau menghadiri acara kerohanian.

Dengan datang setengah jam lebih awal dan pulang setengah jam lebih akhir daripada teman-teman Anda setiap hari, maka Anda telah menambah waktu kerja 1 jam sehari untuk perusahaan, dan itu sama dengan dua ratus lima puluh jam setahun atau satu setengah bulan kerja tambahan yang Anda dedikasikan untuk perusahaan.
Bisa jadi, dengan cara demikian Anda telah mengkompensasi waktu-waktu pada jam kerja yang Anda gunakan untuk mengurus keperluan pribadi di bank, membawa mobil Anda ke bengkel, ijin ketika ada keperluan mendadak dan lebutuhan lain yang selalu kita temui dalam hari-hari kerja kita. []99

Monday 28 July 2008

Jenuh Saat Bekerja?

Saya yakin kita semua pernah mengalami saat-saat dimana pekerjaan mulai terasa menyebalkan karena besarnya tekanan yang kita peroleh saat bekerja. Mungkin mulai merasa customer kita semakin rewel dan cerewet, bos yang mulai bertingkah sangat menyebalkan dengan terus-menerus tidak puas dengan pekerjaan atau bahkan mencela hasil kerja kita.

Jika Anda baru merasakan tersebut belakangan ini, hati-hati, mungkin ini pertanda anda mulai mengalami apa yang dinamakan burnout atau yang biasa kita sebut dengan kejenuhan (yang biasanya disebabkan oleh stres).

Sekali lagi, hati-hati dan jangan dianggap enteng, salah-salah bukan hanya pekerjaan tapi juga kesehatan anda yang terganggu.

Namun jika benar Anda mengalami hal tersebut, dari beberapa sumber di internet dan artikel-artikel yang saya baca, berikut beberapa aktivitas yang cukup efektif untuk mengatasi kejenuhan ini :

1. Nikmati Kehidupan di Luar Pekerjaan
Saat anda mempunyai waktu luang/libur, nikmatilah kehidupan di luar pekerjaan Anda dengan sebaik-baiknya. Apalagi jika memiliki club, komunitas sosial dan lainnya. Bergabunglah bersama mereka. Anda juga bisa memanfaatkan waktu bersama anak-anak untuk bermain bersama mereka. Dengan begitu saat kembali kerja, mudah-mudahan anda akan kembali bersemangat.

2. Nikmati Kesalahan Kecil
Jika terjadi kesalahan kecil, bukan berarti dunia kiamat, jadi jangan ragu-ragu. Sesekali buatlah kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, namun hati-hati, kesalahan yang kecil saja, artinya yang tidak mempengaruhi pekerjaan Anda. Secara tidak langsung, hal ini akan merangsang kreativitas dan imajinasi anda dalam bekerja. Dan, tantangan baru akan tercipta.

3. Curhat dengan Rekan Kerja
Kehidupan di pekerjaan dewasa ini membuat seseorang menjadi cenderung individualis. Sekedar hang-out atau makan siang bareng dengan rekan-rekan kerja anda akan menjadi obat menenangkan jiwa Anda. Siapa tahu dengan ngobrol dengan rekan kerja, anda bisa menemukan solusi masalah. Bukan tidak mungkin rekan kerja anda pernah mengalami masalah yang sama dengan yang anda alami saat ini.

4. Relaksasi
Semakin cepat anda bekerja, semakin mudah anda terserang stres. Untuk mengatasinya, selalu bawa kertas dan pensil untuk mencatat kejadian-kejadian yang membuat anda stres di sepanjang hari kerja. Kemudian setelah tiba di rumah, coba anda duduk dan renungkan hal-hal apa saja yang telah terjadi hari ini selama 5 sampai 15 menit.

5. Kenali Stres Anda
Sebagian orang membawa masalah di rumah hingga kantor. Cobalah pilah masalah Anda, apakah yang menjadikan anda merasa kesal adalah karena adanya tekanan di kantor atau bawaan dari masalah di rumah yang tidak terselesaikan. Dengan mengenali penyebab stres, maka akan lebih mudah menemukan jalan penyelesaiannya.

6. Konseling
Jika anda tetap tidak bisa menemukan cara-cara yang efektif untuk mengatasi problema anda, ada baiknya anda menemui konselor/psikolog yang memang memiliki kemampuan untuk mengatasi hal- hal seperti ini. Tidak ada yang aneh jika seseorang pergi ke psikolog. Atau jika Anda lebih yakin bisa konseling ke rohaniawan Anda.[]

Bekerja dengan “Angel Principle”

Salah satu kisah yang saya dapatkan ketika mengikuti Training ESQ membuat saya terkesan. Cerita yang berjudul Rudi dan Sikat Gigi itu membuat saya mengerti tentang arti keikhlasan, integritas dan sikap memberi. Ijinkan saya menceritakan kembali kepada Anda.

Pagi itu Rudi pergi ke sebuah perusahaan dimana ia dipanggil untuk test wawancara. Saat menunggu antrian untuk dipanggil, Rudi menyempatkan diri ke toilet untuk sekedar membersihkan muka dan mencuci tangan.

Ketika di kamar mandi, Rudi melihat wastafel di kamar itu kotor dan kerak porselin disana-sini. Rudi melohat ke sekeliling dan di samping wastafel itu ia melihat ada sikat gigi bekas yang terlihat tak terpakai. Tanpa menunggu lama, Rudi membersihkan wastafel tersebut dengan sikat gigi bekas yang ia temukan.

Saat itu tanpa ia sadari, ternyata ada orang lain disampingnya yang melihat apa yang ia kerjakan. Orang tersebut adalah salah seorang pejabat bagian HRD yang merupakan salah satu dari tim pewawancara.

Pada saat giliran diwawancara, Rudi ditanya oleh orang yang melihatnya di kamar mandi, “Saudara Rudi, tadi saya lihat Anda membersihkan wastafel dengan sikat gigi bekas, boleh saya tahu, apa tujuan Anda melakukannya, padahal Anda datang kesini bukan untuk wawancara karyawan office boy, atau cleaning service, dan yang pasti, Anda belum tentu kami terima sebagai karyawan di perusahaan ini.”

”Saya melakukannya karena saya ikhlas melakukannya, dan hal itu terlepas dari masalah apakah saya akan diterima atau tidak diperusahaan ini, dan terlepas dilihat orang atau tidak saya melakukannya. Karena saya yakin Allah melihat apa yang saya kerjakan.“

Saya yakin anda tahu, siapa yang diterima diperusahaan itu? Ya, tentu saja Rudi lah orang nya.

Ary Ginanjar Agustian, dalam buku ESQ mendefiniskan loyalitas sebagai kesetiaan pada prinsip yang dianut. Sedangkan integritas, menurutnya adalah sikap jujur, konsisten, komitmen, berani dan dapat dipercaya. Integritas dengan sendirinya akan muncul dari kesadaran yang bersumber dari hati nurani. Ia tidak menipu dan tidak pernah bohong. Ia tidak memerlukan tepuk tangan orang lain dan sorak-sorai pujian.

Prinsip Malaikat, atau Angel Principle adalah seorang yang memiliki loyalitas yang tinggi, komitmen, suka mengawali dan memberi, suka menolong dan saling percaya.
Jika perusahaan memiliki karakter moral sepert yang diperagakan Rudi, saya yakin perusahaan tersebut akan menjadi leader dalam bisnisnya, karena dijalankan oleh orang-orang yang bisa bekerja dengan baik, meski tanpa ada yang mengawasinya secara kasat mata, karena ia bekerja dengan Prinsip Malaikat.! []

Friday 18 July 2008

Melayani itu Mudah

Kisah ini saya alami sewaktu di Tanjung Balai Karimun bersama anggota tim marcomm, Robi. Ceritanya kami sedang menghadiri acara lomba sampan layar di Pulau Tulang, sebuah pulau kecil nan elok di sebelah tenggara pulau Karimun.

Acara sudah dibuka oleh Bupati. Sampan-sampan dengan layarnya yang cantik telah mulai berlayar sesuai dengan saf-nya. Saya dijadwalkan untuk memberikan hadiah kepada pemenang di akhir acara ini. Jadi kami harus menunggu sampai semua sampan mencapai finish.

Sambil menunggu keputusan juri, kami menyempatkan diri untuk keliling pantai sambil melihat pos material yang terpasang di sepanjang pantai juga di kedai-kedai yang tertata rapi di sepanjang jalan setapak.

Di salah satu kedai kami singgah. Terlihat sebuah nama terpampang di depan kedai. Daftar menu dan harga terpampang dengan jelas, tertulis dengan bahasa melayu yang khas. Yang menarik adalah pelayanan di kedai kecil ini. Mereka terlihat enjoy dengan pekerjaan mereka. Dan sistem pekerjaan yang menarik kami amati.

Front liner mereka adalah tiga orang gadis muda, umurnya berkisar antara 16-19 tahun. Namanya Surya, Nita dan Difa. Mereka selalu menyapa orang yang dekat ke kedai mereka dan menawari untuk singgah. Setelah dipersilakan duduk, dengan senyuman yang khas pengunjung ditawari minum, makan dengan beberapa menu sederhana yang mereka sediakan. Cukup sederhana, hanya mie goreng dan nasi goreng kampung, es buah atau es sirup limau.

Setelah pesanan di terima mereka sampaikan order ke bagian dapur. Dua orang ibu-ibu nampak dengan cekatan memasak di bagian dalam kedai. Dalam waktu singkat pesanan diambil lagi oleh pramusaji dan mengantarkan langsung ke pengunjung yang memesan.

Yang menarik lagi, ketika kami sedang makan, Surya sesekali menghampiri kami dan mengajak ngobrol singkat, menyakan rasa makanannya, mengambilkan tisue, menawari tambahan air atau hanya bertanya asal kami darimana. Masih dengan bahasa melayu yang sangat kental.

Setelah selesai menikmati makanan, mereka membersihkan piring dan mengantarkannya ke belakang. Disana telah menunggu seorang laki-laki yang setia mencuci piring, menyiapkan air dan kebutuhan logistik lainnya.

Robi sempat berbincang-bincang dengan mereka. Ketika ditanya sekolah dimana, tenryata mereka hanya lulus sekolah dasar. Dan pekerjaan inipun hanya dilakukan ketika ada even seperti ini saja. Kami terkejut karena mereka telah melakukan teori marketing yang rumit dengan sangat mudah. Setelah selesai kami berpamitan dan membayar biaya pesanan kami. Ternyata harganya tergolong murah. Lebih murah dari kedai lain di sekitarnya. Mereka juga menawari singgah lagi pulau ini lain waktu.

Surya, Nita dan Difa telah mengajarkan kepada kami tentang simple marketing, simple servicing. Pemasaran itu mudah. Semudah mereka dalam memberikan pelayanan.[]

The Power of Smile

Panji memasuki ruangan kantor dengan bersenandung riang, “Senyuman dari hati jatuh ke hati.” Pengagum jenis musik acapela itu sedang melantunkan lagu kelompok favoritnya. Kontan saja sikapnya mendapatkan respon dari rekan kerjanya.

“Wah ada yang lagi happy, nih!” sambut Antin. “Nyanyi lagu apa, sih?”
“Judulnya Senyum, dari kelompok Raihan”
“Wah, jadi ingat! Kemarin saya membaca artikel Pelayanan Sepenuh Hati. Menurut Dr. Patricia Patton, senyum merupakan salah satu bagian paling krusial dalam pelayanan,” lanjut Antin.
“O, iya? Bagaimana penjelasannya?” tanya Panji.
“Begini. Nilai sejati dari sebuah pelayanan terletak pada kesungguhan sikap 4 P, yaitu Passionate, Progressive, Proactive, dan Positive dari orang-orang yang bertanggung-jawab memberikan pelayanan tersebut,” jelas Antin. “Dan cara terampuh dan berpengaruh dalam bersikap positif adalah dengan tersenyum. Karena senyum merupakan bahasa positif yang universal, dipahami oleh semua orang.”

Inilah kekuatan senyum. Tidak mengherankan, saat ini berbondong-bondong perusahaan melancarkan program senyum. Di meja teller Bank Mandiri terpampang nama petugas dan di belakang papan nama itu tertera kata singkat “senyum”. Indosat pula mencanangkan pekan senyum, bahkan sampai menjanjikan hadiah kepada petugas yang paling baik dalam men-deliver senyum dan pelayanan. Frontier juga membuat terobosan Senyum Pelanggan Indonesia.

Tak ayal lagi, senyum memang sesuatu yang hebat dan dahsyat. Ia memoles penampilan fisik seseorang, di mana orang itu akan tampak lebih menawan dan lebih menyejukkan. Percaya atau tidak, jantung pun akan berdetak normal. Begitu pula dengan peredaran darah. Ujung-ujungnya, senyum men-trigger seseorang untuk lebih lega, lebih ceria, dan jauh dari stres, sehingga membuatnya kelihatan lebih awet muda.

Menurut pendapat para dokter, untuk tersenyum hanya dibutuhkan 17 tarikan otot wajah. Sementara orang yang suka marah, suka cemberut, atau suka mengomel membutuhkan 32 tarikan otot wajah. Pantaslah mereka akan kelihatan lebih tua.

Di samping itu, mereka yang murah senyum juga akan menikmati pergaulan yang menyenangkan. Di antara mereka, akan menyeruak kehangatan, keakraban, kesegaran bahkan semangat. Kita sendiri akan merasa enjoy jika memasuki sebuah instansi yang sarat wajah-wajah yang tersenyum. Sebaliknya, kita tidak akan merasa sreg jika berada di suatu tempat yang penuh dengan wajah-wajah yang suram apalagi cemberut.

Amatilah orang sakit. Apabila sesampai di rumah sakit ia disambut dengan senyum dokter dan perawat, maka sebagian penyakitnya akan sembuh sebelum diobati. Terus, bagaimana kalau yang sebaliknya yang berlaku? Tentulah, sakitnya akan menjadi-jadi.

Lebih dari itu, senyum ternyata dapat meluluhkan emosi seseorang. Bila kita berhadapan dengan pelanggan yang tengah marah, hadapilah dengan senyum. Setulus mungkin, setenang mungkin! Yang pasti, senyum semacam ini akan meredam amarahnya. Ketahuilah, lebih dari sepertiga masalah akan selesai dengan senyum.

Namun demikian, senyum mesti dibungkus dengan ketulusan. Karena menurut pakar kepribadian dan kecantikan Martha Tilaar, tanpa ketulusan alias kepura-puraan, senyum tidak akan membawa makna apa-apa. Akan tetapi, jangan pula sampai kebablasan! Sebabnya, senyum bisa mengundang kontroversi jikalau tidak ‘kena’ dengan situasi serta kondisinya. Salah-salah, akan dianggap tidak bisa serius atau tidak bisa berempati. Mungkin juga dianggap menyeringai atau mengejek.

Begitulah, smile is power. Disadari atau tidak, ia dapat membersitkan sesuatu yang amat berarti bagi diri sendiri dan orang lain. Layaknya cinta dan semangat, senyum pun akan membuat hidup ‘lebih hidup’. Vice versa, tanpanya hidup juga akan ‘kehilangan nyawa’.[]

Semangat Berkompetisi




Perhelatan PON XVII Kalimatan Timur baru saja usai. Tidak seperti masa-masa dulu dimana PON menjadi acara menarik yang ditunggu-tunggu masyarakat luas, PON kali ini tidak begitu menyita perhatian publik. Saya ingat, sewaktu masih kecil acara olahraga multieven seperti PON, SEA Games, Asian Games hingga Olimpiade selalu menjadi tontonan menarik di televisi maupun sajian unggulan media massa.

Namun sekarang telah berubah, ternyata berita selebritis, politik dan kriminal lebih menarik daripada berita olahraga. Padahal ada banyak pelajaran berharga dari even olahraga seperti PON. Salah satunya adalah semangat berkompetisi.

Siapapun dan dimanapun hampir setiap sisi kehidupan selalu saja diwarnai dengan kompetisi. Lihatlah sopir bis dan angkutan kota yang selalu berlomba untuk merebut penumbang. Penjual koran dan penjaja makanan di terminal, sales yang berkeliling dari rumah ke rumah, toko ke toko, hingga pelajar yang selalu berlomba mencapai prestasi. Semuanya mengalami kompetisi, berusaha menjadi yang terbaik dari ‘pesaing’ mereka. Bahkan kalau kita lihat film Harun Yahya tentang pencipataan manusia, sebelum menjadi janin, sperma juga berkompetisi satu sama lain yang jumlahnya mencapai ratusan ribu, dan hanya satu yang menjadi pemenangnya.

Tidak beda dengan itu semua, dalam pekerjaan sehari-hari, di kantor kita juga seharusnya selalu dihadirkan semangat berkompetisi antar sesama karyawan. Dengan menghadirkan semangat tersebut prestasi demi prestasi akan tercipta. Situasi kerja juga akan semakin bergairah.

Sebagaimana pertandingan olahraga, sportivitas menjadi kunci utama dalam kompetisi. Kompetisi bisa tercipta di internal perusahaan atau antara perusahaan kita dengan pesaing baik dalam bisnis yang sama maupun tidak.
Nah, bagaimana kita mensikapi adanya kompetisi?

Yang pertama, bersikaplah positif. Tantangan dan kompetisi membuat kita memeras diri sampai titik saripati yang terbaik dari diri kita. Tantangan membuat kita menggunakan seluruh daya fisik, mental maupun spiritual daam diri kita. Tantangan juga menbuat sebuah perjalanan terasa begitu 'enjoy' untuk dijalani. Sama seperti halnya anak kecil biasanya malas jika disuruh berlari sendirian. Tetapi, ketika diciptakan suasana lomba dengan teman-teman sebayanya untuk berlari, mereka akan berusaha berlari dengan begitu gembira. Tantangan, akhirnya membuat hidup kita ‘lebih hidup’, seperti iklan di televisi.

Kedua, jangan menghindar dari peluang berkompetisi. Daripada menghindarinya, ceburkan diri Anda dalam situasi berkompetisi tersebut. Karena disana kita akan akan belajar, dan mulai berkembang.

Ketiga, bertanding secara sportif. Jangan berusaha membunuh, menghancurkan atau menghabisi kompetitor dengan cara-cara yang kasar, apalagi tidak etis. Bahkan jika perlu rawatlah situasi kompetisi itu.

Dan secara terus-menerus tantanglah diri Anda untuk berkembang. Jika Anda telah mencapai tujuan Anda, ciptakan tujuan dan target yang lebih tinggi lagi. Dengan demikian, Anda akan terus menerus tertantang dan berkembang! []

Wednesday 9 July 2008

Tetap Berprestasi Setelah Promosi

Dewi kelihatan lebih cerah hari itu. Setelah beberapa tahun bekerja sebagai sales representative pada sebuah perusahaan telekomunikasi dengan kerja keras dan membuat bosnya terksesan, akhirnya ia mendapatkan kenaikan jabatan alias promosi menjadi area manager di salah satu lokasi yang menjadi wilayah kerja perusahaannya.
Namun apakah Dewi siap menerima lebih banyak tugas dan tanggungjawab, selain gaji yang besar? Bukankah, disisi lain, promosi juga berarti peluang stres dan tekanan kerja menjadi jauh lebih besar?

Sebagian orang ada yang tetap bersinar setelah promosi, dapat mengatasi segala hambatan dan mampu menunjukkan performance yang bagus. Tetapi, tidak sedikit yang kesulitan menjalankan tanggungjawab yang besar, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan skill yang tidak memadai karena enggan belajar.

Nah, agar Anda tetap bisa berprestasi dalam meniti karir pasca promosi bahkan bisa lebih bersnar lagi dengan prestasi yang baik, maka Anda perlu menghadapkan wajah ke depan dan berpikir positif supaya Anda dapat mempertahankan jabatan dan stamina motivasi Anda tetap tinggi.
Berikut beberapa tips agar Anda bisa tetap bersinar walaupun menghadapi tantangan yang lebih besar setelah promosi.

Kenalilah Medan Tempur yang Baru
Sun Tzu dalam buku Art of War memberikan petuah, untuk bisa menang, kita harus mengenali medan tempur. Tepat setelah surat promosi kita terima, saat itulah seharusnya yang menjadi pikiran kita “Apa tugas dan tanggungjawab saya pada jabatan tersebut?”

Langkah pertama, Anda harus memahami tugas baru dengan baik. Bekerja lah dengan atasan Anda untuk mendefinisikan tugas dan tanggungjawab tersebut, apa yang menjadi harapan perusahaan dari Anda, bagaimana batasan dan kewenangan Anda, siapa yang akan menjadi partner kerja, anggota tim dan teman satu peers Anda. Jangan sampai Anda melanggar dan mencampuri wilayah pekerjaan oranglain.

Pahami Kembali Hirarki Perusahaan
Teliti ulang setiap orang yang akan bekerja dengan Anda, kepada siapa Anda harus melaporkan pekerjaan, pahami dengan baik bagaimana karakter ‘bos baru’ Anda. Mulailah menjalin hubungan dengan orang yang terlibat dengan Anda. Setelah promosi, mungkin ada beberapa hubungan yang ‘berubah’ atau perlu dipoles ulang. Kenalilah dengan baik wilayah otoritas dan kewenangan Anda. Buatlah agar orang lain selalu menyukai, maka Anda akan berhasil pada job baru ini.

“Asahlah Gergaji”

Promosi, jabatan baru, tugas baru, tentu saja membutuhkan kemampuan yang berbeda dengan sebelumnya. Banyak pengetahuan dan ketrampilan yang Anda butuhkan untuk menjalankan tugas di tempat baru. Terbuka untuk selalu belajar dan beradaptasi dengan lingkungan adalah kunci utamanya. Himpunlah ilmu baru, tingkatkan kemampuan Anda dengan mengikuti pelatihan, seminar atau membaca buku. Sebagian perusahaan menyediakan pelatihan dan pembekalan untuk jabatan-jabatan tertentu, namun sebagian lain tidak. Ikutilah seminar pengembangan diri, kepemimpinan, dan tema lain yang menunjang pekerjaan dan peningkatan wawasan Anda.

Carilah Mentor
Mentor sangat besar perananannya untuk pengembangan diri kita. Bila ada orang di dalam perusahaan yang mengerti benar tentang kesulitan dan tantangan pada posisi Anda sekarang dan bersedia membantu, maka jadikanlah ia partner untuk membantu penyesuaian Anda pada tugas yang baru. Sebagian ada orang yang kesulitan dalam melakukan pendekatan dengan mentor, namun banyak juga yang mudah dalam memberikan dorongan dan pendampingan. Jika tidak menemukan mentor dalam perusahaan, Anda bisa memilih mentor dari orang lain. Carilah ahli dalam profesi yang mirip dengan jabatan Anda atau orang lain yang memiliki kapasitas memadai untuk menjadi mentor Anda.

Komitmen menjadi Kunci Utama
Persepsi orang akan sangat tergantung dengan apa yang Anda lakukan dalam periode awal berada pada posisi ini. Namun komitmen untuk selalu menunjukkan kualitas pekerjaan dan prestasi merupakan cara terbaik untuk menunjukkan bahwa perusahaan tidak keliru menilai dan mempromosikan Anda. Lakukanlah yang terbaik dan setia pada komitmen keunggulan Anda, maka jabatan yang lebih tinggi bukan menjadi sesuatu yang mustahil Anda dapatkan.

Dapatkan Kursi Itu
Sebagian orang melakukan syukuran, makan-makan dan sejenisnya untuk merayakan promosi yang didapatkan. Namun sesungguhnya promosi adalah buah dari prestasi yang dilakukan sebelumnya. Jangan lagi melihat ke belakang, karena memandang ke depan lebih penting untuk menumbuhkan semangat Anda. Bila Anda sudah memahami lingkup tugas, memiliki skill yang memadai, ada mentor yang siap menjadi partner, pengetahuan yang memadai, maka Anda tinggal mempererat hubungan dengan rekan kerja, membentuk citra positif Anda dan selamat menikmati tempat duduk yang baru. Semoga sukses! (diolah dari berbagai sumber) []

Monday 5 May 2008

Resensi Buku '99 Ideas for Happy Life'


Ada sebuah penggalan resensi buku ’99 Ideas for Happy Life’ di Seputar Indonesia, 28 April 2008 oleh Wasis Wibowo

…………………………

Keep it simple, begitu kata orang bijak. Itu hanya satu cara menuju bahagia yang terdapat dalam buku 99 Ideas for Happy Life karya Jumadi Subur. Buku yang diterbitkan ZIP Books menawarkan 98 cara yang bisa menumbuhkan ide bagi Anda dalam mencapai kebahagiaan dalam hidup.Jumadi Subur yang berprofesi sebagai customer service manager sebuah perusahaan telekomunikasi dan motivator ini menyampaikan ide-ide mencapai kebahagiaan dengan cara sederhana.

Selain berisi ide sederhana dalam menghadapi masalah, dalam buku ini disampaikan kisah-kisah yang bisa menjadi motivasi, menggugah semangat, berpikir positif, dan mengambil hikmah dari setiap kegagalan atau musibah.Ada yang berdasarkan pengalaman pribadi penulis, ada juga kisah dari beberapa tokoh dunia. Beberapa tulisan mengambil beberapa kisah yang populer dan sudah banyak diketahui, seperti kisah para Nabi, perjuangan tokoh Islam Mesir Hasan al-Banna, sampai legenda dunia seperti Bruce Lee dan Hitler.

Namun, semua disampaikan dengan cara yang berbeda sehingga mengingatkan kembali nilai-nilai positif yang bisa dijadikan pelajaran berharga. Penulis menyampaikan dengan cara sederhana sehingga mudah dipahami. Walaupun ada 99 kisah yang terangkum dalam 254 halaman, semua mudah dibaca dengan cepat dan renyah.

…………………………

Cara penulisan dan pilihan katanya begitu sederhana sehingga mudah dicerna. (wasis wibowo)

Wednesday 30 April 2008

Inspirasi dari Hee Ah Lee

Saat berjalan-jalan di sebuah toko buku di kota Semarang, saya mencari buku-buku inspiratif. Seperti biasa, selain mencari buku agama atau buku bisnis, saya selalu menyempatkan membaca buku biografi atau buku yang menginspirasi lainnya. Salah satu buku yang menarik perhatian saya adalah kisah tentang seorang gadis Korea bernama Hee Ah Lee.

Hee Ah Lee adalah seorang gadis Korea Selatan berumur 22 tahun, pianis dunia yang terkenal, yang sering berkeliling dunia untuk mengadakan konser piano. Dia bahkan pernah bermain piano di Gedung Putih.

Sebelum lahir, orangtuanya telah diberitahu bahwa anaknya akan lahir cacat. Bahkan ada sanak keluarga yang menyarankan agar mereka langsung mengirimkan anaknya tersebut ke panti asuhan segera setelah lahir.

Hee Ah Lee lahir dengan kedua tangan menderita lobster claw syndrom di mana masing-masing tangannya hanya memiliki dua jari yang bentuknya mirip capit udang. Selain itu, kedua kakinya hanya sampai batas lutut. Yang lebih menyedihkan, Hee Ah Lee juga mengalami keterbelakangan mental. Benar-benar lengkaplah penderitaannya. Tapi pasangan suami-istri ini melihat anaknya sebagai anugerah Tuhan.
Mereka merawatnya dengan penuh kasih sayang.

Pada usia enam tahun, Hee Ah Lee belum bisa memegang pensil. Untuk menguatkan otot tangan dan kakinya, serta untuk melatih gerakan motorik tangan dan kakinya, maka dokter menganjurkan agar Hee Ah Lee bermain piano. Tak disangka-sangka, keterampilan bermain piano ini ternyata nantinya akan membuka jendela dunia bagi Hee Ah Lee.

Meskipun melalui perjuangan berat dan air mata, Hee Ah Lee berlatih piano setiap hari. Kadang-kadang untuk memainkan sebuah lagu, dia memerlukan waktu satu tahun. Malah untuk memainkan salah satu karya Chopin, dia berlatih sekitar lima sampai sepuluh jam setiap hari selama lima tahun. Untuk satu buah lagu!

Ketika melihat bagaimana Hee Ah Lee bermain piano di video, aku menitikkan airmata karena terharu. Kagum sekali melihat Hee Ah Lee yang begitu percaya diri. Tidak malu dengan kekurangannya. Hee Ah Lee yang tingginya hanya 104 cm ternyata berjalan sendiri dipanggung dan berbicara kepada para penonton dengan penuh percaya diri.

Padahal kalau dipikir-pikir, Hee Ah Lee memiliki alasan yang sangat kuat untuk gagal. Orang yang berjari 10 saja masih sulit belajar piano, eh, dia hanya berjari empat. Orang lain memiliki kaki yang sehat dan kuat untuk menginjak pedal piano, eh, dia kakinya hanya sebatas lutut. Orang lain memiliki kecerdasan sesuai dengan usianya, eh, dia menderita keterbelakangan mental. Aduuh!

Jika Anda merasa sesuatu yang berat dalam pekerjaan, penolakan ketika berjualan, proposal yang dikembalikan, atau omset yang belum juga naik, jangan putus asa. Asal mau berusaha keras, meskipun tampaknya mustahil, pasti ada jalan! Hee Ah Lee sudah membuktikan. Never give up! You can do it!
99

Tuesday 29 April 2008

Arung Jeram, Sebuah Aplikasi Kerja Tim

Seru … itulah kalimat yang muncul dari teman-teman yang mengikuti arung jeram di sungai Cicatih, Sukabumi, beberapa waktu lalu.

Melakukan aktivitas arung jeram ternyata sangat mengasyikkan. Banyak tantangan tak terduga selama perjalanan yang memakan waktu sekitar 3 jam. Ditengah perjalanan, kami sempat berhenti untuk menikmati kelapa muda.

Awalnya, beberapa orang merasa ragu-ragu apakah sanggup mengikuti aktivitas ini atau tidak. Apalagi malam sebelumnya diperlihatkan sebuah video yang menggambarkan begitu beratnya tantangan dalam arung jeram. Namun setelah setengah perjalanan kami sangat menikmati perjalanan mengarungi sungai cicatih sampai cimandiri ini, bahkan merasa penasaran untuk mengulang kemblai.

Banyak pelajaran yang kita dapatkan dalam sebuah ekspedisi arung jeram, antara lain:

- Melatih berpikir out of the box.

- Melatih mental untuk siap dalam menghadapi tantangan.

- Melatih kewaspadaan. Dari awal hingga akhir perjalanan, kita tidak boleh lengah sedikit pun, karena cukup banyak hal-hal tak terduga bisa saja terjadi.

- Pentingnya team bulding. Setidaknya setiap peserta harus saling menjaga keseimbangan dan saling membantu agar temannya jangan sampai terjatuh.

- Taat pada pimpinan. Setiap anggota tim harus patuh dan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh pimpinan perahu, karena jika tidak dapat membuat perahu oleng atau bahkan terbalik

- Melatih diri untuk selaras dan harmonis dengan alam. Tidak boleh ada kesombongan sedikitpun dalam hati kita. Karena di saat seperti itu, terasa sekali betapa kecilnya kita di hadapan Allah SWT, Sang Maha Pencipta alam semesta ini.

Itulah sekelumit pengalaman yang bisa saya sharing. Saya anjurkan, sesekali cobalah melakukan aktivitas yang di luar kebiasaan, terutama kegiatan di alam bebas. Saya yakin Anda akan menemukan banyak hikmah dan pelajaran baru. Selamat beraktivitas.
99

Wednesday 9 April 2008

Memaknai Pekerjaan Anda

Martin Luther King pernah berkata:

"Jika seseorang diberi tanggung jawab untuk menjadi penyapu jalan, ia
harus melakukan tugasnya seperti apa yang dilakukan oleh pelukis
Michelangelo, atau seperti Beethoven mengkomposisikan musiknya, atau
seperti Shakespeare menulis sajaknya. Ia harus menyapu jalan
sedemikian baiknya, sehingga semua penghuni surga dan bumi berhenti
sejenak dan berkata, di sini hidup seorang penyapu jalan jempolan
yang melakukan tugasnya dengan baik".

Untuk menggambarkan makan dari pekerjaan yang sedang Anda jalani saat ini, saya ingin menceritakan kembalis ebuah kisah lama:

Pada suatu hari, nampak tiga orang tukang batu yang sedang
bekerja keras membangun suatu bangunan. Tukang pertama, yang berada
di paling ujung ditanya, "Apa yang sedang anda kerjakan, dan
bagaimana perasaan anda melakukan kerja ini ?"

Dia menjawab "Saya sedang menata batu-batu ini menjadi sebuah tembok. Malas juga
sebenarnya melakukan kerja ini. Kalau ada pekerjaan lain yang lebih enak, secepatnya saya akan pindah".

Tukang kedua, yang berada di sebelahnya juga ditanya pertanyaan yang sama, dan dia menjawab dengan bersungut-sungut "Saya melakukan suatu tugas senilai 5 dollar sejam. Dengan tugas seberat ini dan kami harus melakukannya sepanjang hari, seharusnya kami digaji dua kali lipat. Kami merasa hanya sebagai sapi perah, dipaksa bekerja keras, dan nantinya mereka yang mendapatkan hasil paling banyak .....".

Tukang ketiga, dengan pertanyaan yang sama pula, menjawab "Saya sedang menjadi bagian dari suatu sejarah, dimana setiap detil dari bangunan ini akan saya sentuh sehingga menjadi sempurna. Kelak, apabila bangunan ini sudah jadi, saya akan mengajak anak saya berjalan-jalan di depannya, dan bisa berkata dengan bangga pada anak saya, bahwa dibalik bangunan megah ini, ada sentuhan dari ayahnya yang membuatnya menjadi sempurna ........"

Menarik untuk mengambil makna dari cerita diatas. Jika cerita tersebut ditarik ke dalam kehidupan karir anda, tukang batu yang manakah yang mirip dengan situasi anda saat ini ?

Apakah kita termasuk pekerja yang sebatas menjadi operator saja, hanya melaksanakan pekerjaan sebagaimana begitu adanya. Kerja ya kerja. Ala kadarnya. Sehingga tidak memiliki rasa bangga dan selalu ingin memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya.

Atau kita menjadi orang yang sebatas melakukan pekerjaan karena kita digaji untuk itu. Tipe seperti ini biasanya terjadi pada orang yang berkata,"Kita kan staf, ya bekerja layaknya staf dong. Ada uang ada barang. Gaji kita segitu ya kita kerja sebatas itu." Work for Money.

Pilihan lain adalah seperti tukang batu yang ketiga, memiliki pandangan yang jelas atas pekerjaannya. Ini adalah tipe seorang visioner.

Sebagai seorang profesional misalnya, kita mempunyai banyak
rekan kerja yang sama dengan kita. Tapi MAKNA dari pekerjaan yang
kita lakukan setiap hari, akan menggerakkan ATTITUDE kita, dan
memberikan HASIL yang berbeda dalam jangka panjang.

Sekarang, coba tanyakan pada diri sendiri. Apakah anda tahu benar
makna dibalik pekerjaan Anda? Katakanlah Anda adalah seorang Staff,
Kepala Unit, Supervisor, Manajer unit bisnis, apakah Anda tahu makna
dibalik pekerjaan anda sebagai seorang Staff, Kepala Unit , Supervisor atau Manajer?

Ingatlah bahwa jika seorang tahu makna pekerjaannya, dia pasti akan
melakukan pekerjaan dengan rasa bangga, dan yang terpenting, dia akan
membuat pekerjaannya penuh arti, bagi dirinya, bagi keluarganya dan
bagi perusahaannya.
99

Tuesday 8 April 2008

Belajar dari Telur Columbus

Masih ingat adegan rekan kita Ken ketika berusaha menegakkan telur di atas meja? Sebuah inspirasi menarik untuk kita semua.

Ijinkan saya menceritakan latar belakang kisah tersebut.

Sepulang Columbus dari perjalanannya yang fenomenal "menemukan" benua Amerika, berbagai penghargaan dan penghormatan datang melimpahinya. Namanya tenar dan perjalanannya menjadi pembicaraan di mana-mana. Walaupun banyak orang yang mengakui pekerjaannya sebagai sebuah prestasi, ternyata tidak semua orang dapat mengapresiasi dan menerima penghargaan yang diberikan atas kepeloporan Columbus. Apapun motif yang ada di benaknya, mereka senantiasa mencela Columbus.

"Ah, kalau cuma melakukan perjalanan seperti itu aku juga bisa, cuma aku saja yang nggak mau," kata mereka.

Mendengar kata-kata miring yang ditujukan kepadanya, Columbus mendatangi mereka sambil membawa sebutir telur. Katanya, "Kalau kamu memang bisa melakukan seperti yang aku lakukan, sekarang tolong kamu buat supaya telur ini dapat berdiri tegak pada ujungnya."

Mendapat tantangan Columbus, orang-orang itu satu persatu mencoba memberdirikan telur itu. Semua mencoba dan semua gagal karena telur itu selalu terguling setiap dicoba untuk diletakkan pada posisi berdiri. Setelah berulang-ulang mencoba dan gagal, akhirnya mereka menyerah.

"Kalau kalian menyerah, maka aku akan tunjukkan kepada kalian bagaimana membuat telur itu dapat berdiri di meja, " kata Columbus. Maka diambilnya telur itu, lalu diletakkannya dengan keras di meja sehingga bagian bawahnya retak. Dan telur itupun dapat berdiri di atas meja.

Melihat telur dapat berdiri di meja tapi dilakukan dengan cara seperti itu, orang-orang kemudian protes. "Kalau caranya seperti itu, kami semua juga dapat membuat telur itu berdiri di atas meja."

"Kalau kamu dapat melakukan seperti yang aku lakukan, mengapa kamu tidak melakukannya sejak tadi..?"

Insan mulia,

Sering kita terjebak dalam sikap meremehkan pekerjaan atau prestasi orang lain karena kita merasa bisa melakukan hal tersebut. Saat rekan kita berhasil melakukan sesuatu, yang menurut kita sederhana, lalu kita katakan kepada mereka bahwa kita juga bisa melakukan seperti itu, atau kita justru mencemooh rekan kita tersebut, maka berhati-hatilah, jangan seperti teman-teman Columbus.

Adalah sesuatu yang berbeda, merasa bisa dan terbukti bisa.

Karena itu cobalah untuk membuat suatu terobosan baru, cara baru, untuk melakukan pekerjaan Anda. Buktikan bahwa Anda memang bisa melakukannya. Dan saya yakin Anda bisa dan mampu melakukannya.

== baca buku 99 Ideas for Happy Life == rasakan perubahan dalam hidup Anda!

Thursday 3 April 2008

Pelayanan Maksimal

Sebuah kisah tentang pelayanan saya baca ketika satu email masuk ke mailboox pribadi, cerita yang sangat menarik.

Suatu hari bos Mercedez Benz mempunyai masalah dengan kran air dirumahnya. Kran itu selalu bocor hingga dia kawatir anaknya terpeleset jatuh. Atas rekomendasi seorang temannya , Mr. Benz menelpon seorang tukang ledeng untuk memperbaiki kran miliknya. Perjanjian perbaikan ditentukan 2 hari kemudian karena si tukang ledeng rupanya cukup sibuk . Si tukang ledeng sama sekali tidak tahu bahwa si penelpon adalah bos pemilik perusahaan mobil terbesar di Jerman.

Satu hari setelah ditelpon Mr.Benz , pak tukang ledeng menghubungi mr.Benz untuk menyampaikan terima kasih karena sudah bersedia menunggu satu hari lagi . Bos Mercy-pun kagum atas pelayanan dan cara berbicara pak tukang ledeng .

Pada hari yang telah disepakati , si tukang ledeng datang ke rumah Mr.Benz untuk memperbaiki kran yang bocor . Setelah kutak sana kutak sini , kranpun selesai diperbaiki dan pak tukang ledeng pulang setelah menerima pembayaran atas jasanya . Sekitar 2 minggu setelah hari itu , si tukang ledeng menghubungi Mr.Benz untuk menanyakan apakah kran yang diperbaiki sudah benar-benar beres atau masih timbul masalah ?

Mr.Benz berpikir pasti orang ini orang hebat walaupun cuma tukang ledeng . Mr. Benz menjawab di telepon bahwa kran dirumahnya sudah benar-benar beres dan mengucapkan terima kasih atas pelayanan pak tukang ledeng ..

Tahukah anda bahwa beberapa bulan kemudian mr. Benz merekrut si tukang ledeng untuk bekerja di perusahaannya ? Ya , namanya Christopher L.Jr . Saat ini beliau adalah General manager Customer Satisfaction and Public Relation di Mercedez Benz !

Sebagai karyawan sebuah perusahaan pelayanan, sudah sangat kita pahai bahwa pelanggan adalah bagian utama dari bisnis kita. Karena itu juga memberikan pelayanan yang terbaik adalah salah satu bagian dari tugas pokok seluruh unit kerja dalam perusahaan ini.

Memberikan pelayanan terbaik tidak memandang siapa yang kita layani, meskipun dalam kenyataannya kita harus membedakan intesitas sesuai dengan proporsi pelanggan, namun secara umum kita seharusnya secara maksimal memberi yang terbaik untuk pelanggan kita. Menggunakan segala potensi untuk memaksimalkan peran kita dalam pekerjaan yang kita tekuni. Saya yakin, Anda semua adalah orang-orang berbakat yang memiliki potensi luar biasa. Saya juga yakin bahwa Anda telah bergabung dalam unit kerja ini adalah orang terbaik dari hasil seleksi ketat waktu perekrutan, karena itu juga saya yakin Ana semua berpeluang untuk mencapai sukses yang lebih besar.

Selamat melayani, selamat menyambut tahun pelayanan, 2008. Lets Serve Excellent!99

Wednesday 2 April 2008

Jangan Biarkan Kesuksesan Membuat Anda Sombong

Jika Anda merasa telah memiliki banyak hal, jika Anda telah merasa mencapai banyak kesuksesan, jangan sampai hal itu membuat Anda sombong.

Apabila telah tertanam dalam hati kita setitik saja kesombongan, itu akan membuat kita merasa lebih tinggi dan lebih baik dari ornag lain. Kita juga bisa lupa bahwa ada orang-orang lain dibalik kesuksesan kita. Ada anak buah kita, ada teman kita, ada atasan kita, ada keluarga kita.

Kesombongan juga akan akan membuat kita menjadi angkuh. Dan keangkuhan akan menjadikan kita membuat penilaian under estimate kepada orang lain. Bahkan bisa lebih buruk dari itu.

Marilah kita pelajari sebuah ilustrasi dalam kisah berikut:

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang
berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan
berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University.

Mereka meminta janji. Sang sekretaris Universitas langsung mendapat
kesan bahwa mereka adalah orang kampung udik, sehingga tidak mungkin
ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge. "Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang pria lembut.
"Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat. "Kami akan menunggu," jawab sang Wanita.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa
pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi.
Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan
untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya. "Mungkin jika Anda menemui
mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi," katanya pada sang
Pimpinan Harvard.

Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk.
Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka.
Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian
usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul.
Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.

Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah
tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan
bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena
kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu
tempat di kampus ini. Bolehkan?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah.
Dia tampak terkejut. "Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa
mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal.
Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan."

"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat, "Kami
tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan
sebuah gedung untuk Harvard."

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah gedung! Apakah kalian tahu
berapa harga sebuah gedung! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya
untuk bangunan fisik Harvard."

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang.
Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja ?" Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard. Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS

Gigih

Dalam bekerja, kadang tidak serta merta kita dapatkan apa yang kita inginkan. Terkadang malah butuh waktu lama. Yang kita butuhkan adalah kegigihan. Apapun yang kita putuskan untuk dilakukan dalam hidup, kita harus gigih. Bertahanlah, dan kita akan berhasil, walaupun persoalan itu tampak mustahil.

Dalam sejarah orang sukses di dunia, dari masa ke masa, selalu dihiasi oleh orang-orang yang gigih dalam menghadapi kesulitan hidup. Tetapi mereka menemukan bahwa jika setia pada apa yang diyakini, mereka dapat menghadapi kesulitan yang menghadang.

Ada sebuah cerita yang pernah saya baca di sebuah milis, sangat menyentuh, mengisahkan tentang kegigihan. Begini ceritanya:
Ada seorang anak, namanya Sally, baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi. Ia sedang menderita sakit yang parah dan mereka telah melakukan apa pun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. Hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bias menyelamatkan jiwa Georgi. Tapi mereka tidak punya biaya untuk itu.

Sally mendengar ayahnya berbisik, "Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang." Sally pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermat, tiga kali. Nilainya harus benar-benar tepat.

Dengan membawa uang tersebut, Sally menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di sudut jalan. Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian. Tapi dia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak berusia delapan tahun. Sally berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal.

Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase. Berhasil! "Apa yang kamu perlukan?" tanya apoteker tersebut dengan suara marah. "Saya sedang berbicara dengan saudara saya." "Tapi, saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya," Sally menjawab dengan nada yang sama. "Dia sakit... dan saya ingin membeli keajaiban."

"Apa yang kamu katakan?," tanya sang apoteker. "Ayah saya mengatakan hanya keajaiban yang bias menyelamatkan jiwanya sekarang... jadi berapa harga keajaiban itu ?" "Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Saya tidak bisa menolongmu."

"Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya."

Seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya, "Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan oleh adikmu?" "Saya tidak tahu," jawab Sally.

Air mata mulai menetes di pipinya. "Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi. Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya... tapi saya juga mempunyai uang."

"Berapa uang yang kamu punya ?" tanya pria itu lagi. "Satu dollar dan sebelas sen," jawab Sally dengan bangga. "Dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini."

"Wah, kebetulan sekali," kata pria itu sambil tersenyum. "Satu dollar dan sebelas sen... harga yang tepat untuk membeli keajaiban yang dapat menolong adikmu".

Dia mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Sally sambil berkata: "Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu."

Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal. Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu yang tidak lama sebelum Georgi dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat.

Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut. "Operasi itu," bisik ibunya, "seperti keajaiban. Saya tidak dapat membayangkan berapa harganya". Sally tersenyum. Dia tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut, satu dollar dan sebelas sen... ditambah dengan keyakinan.

Tuesday 1 April 2008

Kiat Sukses Azim Premji, "Bill Gates" dari India

Namanya belum seterkenal Bill Gates. Dan saya yakin bahwa banyak diantara kita yang malah baru mendengarnya. Nama Lengkapnya Azim Premji. Lahir di Mumbay, India, 24 Juli 1945. Ia belum lulus kuliah di Stanford University ketika ayahnya meninggal dunia dan terpaksa ia harus pulang kampung ke India untuk meneruskan bisnis minyak goreng yang dibangun oleh ayahnya.

Sekarang ia telah membangun Wipro Corporation menjadi perusahaan TI kelas dunia. Bersama Wipro yang di pimpinnya, Azim menorehkan prestasi sebagai berikut:

- Pengusaha muslim terkaya di dunia
- Urutan ke-21 ‘Orang Terkaya di Dunia’ Versi Forbes, 2007
- ’30 Pengusaha Terhebat Sepanjang Masa’ Versi Business Week, Juni 2007
- ’10 Orang di Dunia yang Paling Mampu Membuat Perubahan’, Versi Forbes 2003
- ‘100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia’, Versi Time 2004
- ‘100 Milyuner yang Paling Banyak Membuat Perubahan’, Versi Financial Times, November 2004

Jika Anda menggunakan HP Nokia, mungkin Anda tidak tahu siapa di balik rekayasa teknologi sehingga handphone berjuta umat itu bisa berfungsi dan memili features komplit seperti sekarang. Salah satu perusahaan yang merekayasa software HP adalah Wipro. Dan ditangan Azim, Wipro Co. yang awalnya hanya berbisnis minyak goreng, berubah menjadi pemain global bidang Teknologi Informasi. Pria sederhana yang memiliki jiwa sosial tinggi ini memimpin Wipro, menanamkan nilai-nilai dan membawa Wipro mencapai prestasi:
- Penyedia jasa R & D Independen terbesar di dunia
- Termasuk 3 besar jasa BPO di dunia
- Pendapatan pertahun mencapai 2,4 Milyar dolar
- Termasuk 100 perusahaan teknologi terkemuka di di dunia, menurut Business Week
- Pada tahun 2006, menempati urutan ke-7 dalam daftar 100 perusahaan outsourching paling terkemuka di dunia
- Perusahaan jasa software pertama di dunia yang meraih SEI CMM Level 5
- Organisasi pertama di dunia yang mendapatkan PCMm (People Capability Maturity Model) Level 5
- Memenangi Risk Management Award dari Financial Times-The Banker
- Perusahaan pertama di luar AS yang menerima IEEE software Process Award
- Penerima Global Leadership Award dari Dale Carniege

Bagaimana kita sukses lelaki yang tidak suka bergaya hidup mewah meskipun ia menjadi orang terkaya di India bahkan salah satu orang terkaya di dunia ini? Dari buku “Azim Premji – Bill Gates Muslim dari India” pria yang taat beragama dan rajin olahraga sehabis sholat subuh ini sering memberikan kiat-kiatnya dalam berbagai acara seminar, kuliah umum maupun kesempatan lain kepada para mahasiswa, pelajar dan juga karyawannya. Diantara kiat-kita tersebut adalah:

1. Jadikan kesulitan sebagai tantangan yang menggairahkan
2. Pelajari seluk beluk tantangan Anda
3. Memimpinlah dengan keteladanan
4. Manfaatkanlah segera kesempatan yang terbuka di hadapan Anda
5. Fleksibel dalam mengubah arah
6. Bersikap rendah hati
7. Menjunjung tinggi etika
8. Ciptakanlah keterbukaan dalam perusahaan Anda
9. Hormati pesaing Anda
10. Berikan hasil kerja yang berkualitas
11. Kejarlah selalu keunggulan
12. Berhematlah
13. Majulah dengan langkah yang terukur
14. Selalu memperbaiki diri


Begitulah kiat yang diberikan Azim Premji dari kesimpulan buku yang diterbitkan Mizania tersebut. Di samping kesibukannya mempimpin perusahaan yang punya cabang di berbagai negara Asia dan Eropa itu, Azim juga mendirika yayasan sosial di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM di negaranya.

Pria yang suka hiking, membaca dan joging ini selalu meluangkan waktu dan sebagian hartanya untuk memajukan pendidikan dasar di India. Dia bukan orang yang pelit dalam beramal, namun ia selalu hemat dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Suatu sifat yang jarang kita temukan di masa seperti ini.99

Monday 31 March 2008

Orang Sulit

Huh ! Suara Susi ketus sambil meletakkan kembali handset telepon. Suara itu agak keras hingga membuat seisi ruangan kaget. “Ada apa, Sus?” hampir bersamaan teman-teman Susi menanyakan apa yang telah terjadi.

“Dasar pelanggan nggak tahu diri, udah tagihannya cuma nggak sampai seratus ribu, marah-marah, pakai ngumpat-ngumpat segala, Dasar!!” jelas Susi sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan wajah kesal.

Saya ingat teman sekantor dulu di bagian CS, Anom yang juga bercerita tentang pelanggannya yang ketika datang langsung menggebrak meja dan mengacungjan telunjuk ke mukanya sambil marah-marah, gara-gara terjadi kesalahan jumlah tagihan.

Dalam sebuah pelatihan internal karyawan bagian customer service yang kebetulan saya menjadi pembicaranya, salah seorang peserta, sebut saja Yetty bercerita tentang pelanggannya yang sangat menjengkelkan. Ternyata sebagian besar peserta memang memiliki pengalaman yang hampir sama ketika bertemu pelanggannya. Dan anehnya yang mereka rasakan ketika bertemu pelanggan seperti itu juga sama, kesal, jengkel, sakit hati dan masih banyak lagi.

Pernah punya pengalaman yang sama? Tentu saja. Itu adalah hal yang jamak terjadi. Pelanggan yang datang marah-marah, menumpahkan kekesalannya, mengucapkan kata-kata yang menyakitkan –bahkan cenderung kasar- atau malah ada yang sampai membentak dan menggebrak meja. Lalu bagaimana sikap Anda ketika bertemu orang seperti itu? Itulah yang ditanyakan oleh Yetty. Bagaimana bersikap kepada mereka, atau bagaimana agar orang seperti ini cepat-cepat pergi dari hadapan kita? Nah lho …

Gede Prama menyebut orang seperti ini sebagai ‘Orang Sulit’. Sama seperti kita yang dulu pernah hidup di asrama atau tempat kost. Selalu ada saja cerita Ibu Kost yang suka nagih bayaran dengan wajah cemberut dan marah-marah.

Atau ada juga yang punya pengalaman punya guru yang killer, atau bos yang menjengkelkan. Baru masuk ruangan sudah tendang meja, banting pintu dan hampir tiap hari selalu marah-marah.

Untuk Anda yang bertemu orang-orang seperti itu, saya anjurkan Anda memberikan ucapan terima kasih kepada mereka. Atau bahkan sudah sepantasnya Anda memberikan hadiah kepada mereka, memberi bingkisan atau sekuntum bunga.

Kenapa?

Karena mereka adalah guru kehidupan yang sesungguhnya.

Karena bertemu dengan pelanggan yang menjengkelkan dan marah-marah kita jadi mengerti begitulah arti sebuah kesabaran. Mereka telah menunjukkan kepada kita mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Mana yang baik dan mana yang buruk. Mereka adalah sparring partner kita untuk berlatih kesabaran.

Orang sulit juga mengajarkan kepada dengan menunjukkan betapa menjengkelkannya mereka. Dan ini menjadikan kita mengerti bahwa sikap seperti itu tidak perlu dicontoh. Mereka juga sedang mendidik kita untuk menjadi lebih dewasa dan memahami betapa sulit menghadapi orang seperti mereka.

Sebaliknya jika justru ikut-ikutan menjadi marah, jengkel dan setelah itu ikut menggebrak mereka. Artinya kita telah gagal mengambil pelajaran dari mereka.
Ada banyak sekali contoh kesabaran dalam menghadapi penolakan dan orang-orang marah terjadi hampir setiap saat. Dan mereka sangat terbiasa dengan kemarahan orang. Uniknya ini tidak membuat orang-orang ini ikutan marah. Lihatlah tukang sol sepatu yang keliling komplek perumahan kita, betapa sabar mereka. Mungkin hanya 1 dari 100 orang yang mereka tawari akan menerima. Atau mbok jamu yang singah dari pintu ke pintu. Lihatlah tukang koran di pinggir jalan, tukang semir sepatu di pelabuhan, hingga pengemis dan juga pengamen jalanan.

Mereka akrab dengan wajah sinis dan kemarahan. Namun itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengais rejeki.

Dan saya yakin kita lebih memahami makna kesabaran dibanding mereka. Saya yakin kita semua paham bahwa pekerjaan memberikan pelayanan kepada pelanggan membutuhkan stok kesabaran. Hanya pertanyaannya apakah kita memiliki stok kesabaran ketika bertemu dengan orang sulit? 99

Monday 17 March 2008

Tipe Karyawan di Kantor Kita

Untuk melihat bagaimana posisi kita diantara teman sejawat atau rekan kerja, renungan yang diajarkan Aa Gym mengenai kriteria karyawan di kantor kita boleh kita jadikan bahan pertimbangan, kita dan rekan kita adalam posisi dimana. Ada beberapa jenis atau tipe karyawan di kantor kita.

Yang pertama adalah tipe karyawan “wajib” ini memiliki ciri: keberadaannya sangat disukai, dibutuhkan, harus ada sehingga ketiadaannya sangat dirasakan kehilangan. Dia sangat disukai karena pribadinya mengesankan, wajahnya yang selalu bersih, cerah dengan senyum tulus yang dapat membahagiaan siapapun yang berjumpa dengannya.
Tutur katanya yang sopan tak pernah melukai siapapun yang mendengarnya.

Pembicaraannya sangat bijak, menjadi penyejuk bagi hati yang gersang, perintahnya tak dirasakan sebagai suruhan, orang merasa terhormat dan bahagia untuk memenuhi harapannya tanpa rasa tertekan. Kepribadian dan akhlaknya mulia, membuat setiap orang merasakan bahagia dengan kehadirannya. Dia menghargai hak dan pendapat orang lain hingga tiap orang merasa aman, nyaman dan mendapat manfaat dengan keberadaannya.

Yang kedua adalah karyawan tipe "sunnah", yaitu yang kehadiran dan keberadaannya memang menyenangkan, tapi ketiadaannya tidak terasa kehilangan.

Kelompok ini hampir mirip dengan sebagian yang telah diuraikan, berprestasi, etos kerjanya baik, pribadinya menyenangkan hanya saja ketika tiada, lingkungannya tidak merasa kehilangan, kenangannya tidak begitu mendalam. Andai saja kelompok kedua ini lebih berilmu dan bertekad mempersembahkan yang terbaik dari kehidupannya dengan tulus dan sungguh-sungguh, niscaya dia akan naik peringkatnya ke golongan yang lebih atas, yang lebih utama.

Yang ketiga adalah karyawan tipe "mubah", yakni jika ada dan tiadanya sama saja.

Sangat menyedihkan memang menjadi manusia mubadzir seperti ini, kehadirannya tak membawa arti apapun baik manfaat maupun mudharat, dan kepergiannya pun tak terasa kehilangan. Karyawan tipe ini adalah orang yang tidak mempunyai motivasi, asal-asalan saja, asal kerja, asal ada, tidak memikirkan kualitas, prestasi, kemajuan, perbaikan dan hal produktif lainnya. Sehingga kehidupannya pun tidak menarik, datar-datar saja. Sungguh menyedihkan memang jika hidup yang sekali-kalinya ini tak bermakna.

Yang keempat adalah karyawan tipe "makruh", ketika adanya menimbulkan masalah tiadanya tidak menjadi masalah. Bila dia ada di kantor akan mengganggu kinerja dan suasana walaupun tidak sampai menimbulkan kerugian besar, setidaknya membuat suasana tidak nyaman dan kenyamanan kerja. Singkatnya, suasana kerja menjadi baik bila ia tidak ada.

Misalkan dari penampilan dan kebersihan badannya mengganggu, kalau bicara banyak kesia-siaan, kalau diberi tugas dan pekerjaan selain tidak tuntas, tidak memuaskan juga mengganggu kinerja karyawan lainnya.

Dan yang kelima adalah karyawan tipe "haram", yaitu karyawan yang kehadirannya sangat merugikan dan ketiadaannya sangat diharapkan karena menguntungkan.
Orang tipe ini adalah manusia termalang dan terhina karena sangat dirindukan "ketiadaannya". Tentu saja semua ini adalah karena buah perilakunya sendiri, tiada perbuatan yang tidak kembali kepada dirinya sendiri.

Akhlaknya sangat buruk bagai penyakit kronis yang bisa menjalar. Sering memfinah, mengadu domba, suka membual, tidak amanah, serakah, tamak, sangat tidak disiplin, pekerjaannya tidak pernah jelas ujungnya, bukan menyelesaikan pekerjaan malah sebaliknya menjadi pembuat masalah. Pendek kata di adalah "trouble maker".
Silahkan anda renungkan, kita termasuk kategori yang mana?

Semoga semua ini menjadi bahan renungan agar hidup yang hanya sekali ini kita bisa merubah diri dan mempersembahkan yang terbaik dan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat nanti. Jadilah manusia yang "wajib ada" bagi lingkungan sekitar kita. Saya yakin Anda bisa! 99

Consumer Polygamy

Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar kata poligami? Barangkali Anda akan membayangkan ayam bakar Wong Solo yang punya jus poligami. Atau Anda akan terbayang suami Anda, jangan-jangan ia punya ‘yang lain’.

Apapun yang Anda bayangkan, yang jelas consumer polygamy merupakan satu hal yang lumrah terjadi, kok bisa?

Coba ingat-ingat kembali, di kamr mandi kita mungkin ada 2 atau 3 merek shampoo sekaligus. Demikian juga pasta gigi, sikat gigi dan sabun. Hampir semua orang menggunakan produk yang berbeda dalam waktu sama. Juga perabotan di rumah Anda. Mungkin dalam satu kamar ada meja bermerek Ligna dan lemari berlabel Olympic. Bahkan yang punya 2 televisi pun dengan merek yang berbeda, yang satu JVC dan satunya Toshiba.

Yang paling jamak kita temukan adalah pengguna kartu seluler. Dalam satu rumah bisa jadi ada bermacam kartu seluler yang dipakai, bahkan berbeda operator. Anda, mungkin salah satu diantara orang yang mengkoleksi berbagai jenis kartu seluler.

“Consumer polygamy” adalah realita saat ini. Konsumen hanya akan menjalin hubungan monogami dengan merek tertentu bila kategori produk tersebut sangat penting baginya. Inilah salah satu kenyataan yang harus dipertimbangkan ketika mengharapkan loyalitas pelanggan.

Loyalitas pelanggan (customer loyalty) tidak disangkal lagi telah menjadi salah satu idola pimpinan perusahaan, bahkan menjadi tujuan strategis yang paling penting dari perusahaan kurun waktu belakangan ini.

Setiap tahun miliran rupiah dikucurkan oleh berbagai perusahaan besar hanya untuk mengejar aspek loyalitas pelanggan. Bayangkan saja daya pikat dari loyalitas ini memang luarbiasa. Apabila kita menggunakan program pencari di google.com, misalnya, untuk kata loyalty akan ditemukan lebih kurang 50.000 artikel yang secara khusus membahas tentang topik ini, lengkap dengan berbagai cara dan metode untuk meningkatkan kesetiaan dari konsumen. Demikian juga buku-buku yang ditulis oleh para ahli marketing dan customer service.

Dalam sebuah penelitian terhadap para pimpinan perusahaan yang dilakukan Conference Board tahun 2002, ditemukan bahwa loyalitas pelanggan dan retensi konsumen diyakini sebagai tantangan sangat penting dihadapi melebihi hal-hal yang berkaitan dengan pengurangan biaya, peningkatan nilai saham, ataupun pengembangan organisasi.

Hal ini juga lah yang mestinya kita pertimbangkan dalam melakukan pendekatan ke pelanggan kita, apapun jenis usaha kita. Terinspirasi dengan “Marketing wirh Love”, membangun loyalitas pelanggan hampir mirip dengan mencari pasangan, jadi jika boleh saya memberikan saran dalam membangun loyalitas pelanggan ini Anda mempertimbangkan hal-hal berikut:pilihlah konsumen Anda dengan cermat bila ingin mendapatkan pelanggan loyal, sebagaimana cinta loyalitas itu perlu untuk tumbuh, maka sabar dan tekun merupakan cara terbaik untuk membina loyalitas ini disamping perencaan yang tepat.

Berikutnya karena pelanggan suka berpoligami maka tumbuhkan kesadarn untuk menerima kenyataan tersebut, tidak perlu risau ketika melihat pelanggan Anda menggunakan produk lain, memninjam istilah Timothi L Keiningham dalam Loyalty Myths, yang penting fokuskan pada ’share-of-walet’ toh dia mereka masih menggunakan produk kita. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa kegiatan loyalitas pelanggan adalah hubungan timbal balik, bukan hanya kepentingan perusahaan semata.

Satu lagi, belajar dari kebiasaan pelanggan yang cenderung memiliki ‘pilihan lain’ ini, maka kekuatan merek merupakan hal yang utama. Bukan promosi, Anda bisa mempelajari dalam “Hot Branding” yang mengupas habis tentang merek. Jadi, loyalitas pelanggan dan kekuatan merek memang harus dikelola secara bersamaan tanpa harus terpisahkan.99.

Saat Pelanggan Cemburu

Masih tentang cinta. Melanjutkan tulisan saya sebelumnya ‘consumer polygamy’ yang mendapatkan komentar positif dari banyak pihak, maka saya ingin menghadirkan ini kepada Anda.
Orang bilang cemburu adalah bagian dari cinta. Dalam sebuah forum dialog dengan beberapa orang marketer di perusahaan telekomunikasi ternama seorang diantara mereka menceritakan keluhan dari pelanggan loyalnya. Orang itu merasa kurang diperhatikan oleh perusahaan. Namun karena sudah terlnjur cinta dengan produk perusahaan tersebut, ia sementara masih belum ingin berpaling ke kartu seluler lain.

Apa pasal? Ternyata sederhana yang bersangkutan merasa cemburu atas perlakuan istimewa dari perusahaan tersebut kepada pelanggan yang baru.

Coba kita perhatikan. Hampir setiap program promosi menjadikan pengguna baru sebagai objeknya dan sedikit sekali program untuk pelanggan yang lama. Mulai dari yang mendapatkan hadiah souvenir bagi pendaftar pertama, diskon sekian persen untuk yang membeli dalam periode tertentu, sampai hadiah undian maupun hadiah langsung lainnya.

Dalam kasus bisnis seluler misalnya. Saat ini kita dapatkan berbagai amcam program diperuntukkan bagi pelanggan baru. Ada bonus pulsa, ada program bundling dengan merek HP tertentu, ada undian hadiah sampai hadiah mobil mewah.

Di bidang lain juga tidak jauh berbeda. Bank memberikan hadiah untuk nasabah yang baru membuka rekening, lembaga kredit kendaraan memberikan potongan kepada pembeli motor, perumahan memberikan potongan juga kepada pembeli pertama.

Lalu bagaimana dengan pelanggan yang sudah berkali-kali melakukan pembelian ulang, atau pelanggan kartu seluler yang sudah menggunakan produk tertentu selama bertahun-tahun, ibarat istri pertama, mereka sepertinya cemburu ketika perhatian hanya diberikan kepada yang baru. Padahal kontribusi mereka kepada perusahaan barangkali jauh lebih besar daripada pelanggan baru.

Disinilah dibutuhkan manajemen cemburu tersebut. Bagaimana mengelola hubungan baik dengan pelanggan yang baru maupun yang lama. Program promosi memang penting untuk menggaet pelanggan baru, tapi program retensi juga sangat diperlukan untuk menjada loyalitas pelanggan.

Beberapa perusahaan melakukan retensinya dengan bermacam cara. Ada yang menggunakan member card untuk memberikan retensi kepada pelanggannya. Kartu tersebut biasanya nmemiliki keistimewaan khusus, misalnya mendapatkan diskon belanja di tempat-tempat tertentu dan keistimewaan lainnya. Bahkan ada yang memberikan VIP Card yang bisa digunakan untuk menikmati executive lounge di bandara, perlakukan khusus dalam mendapatkan pelayanan dan program hadiah lainnya.

Seorang teman pernah mendapatkan terkejut ketika suatu hari ada seorang yang mengantarkan rangkaian bunga dan bingkisan ulangtahunnya. Padahal dia sendiri lupa kalau hari itu adalah hari jadinya. Ternyata sebuah perusahaan yang selama ini ia menggunakan produknya, mengirimkan parsel tersebut. Dia merasa surprise dan tersanjung dengan perhatian yang diberikan perusahaan tersebut.

Masih ada banyak hal lain yang bisa dilakukan dalam retention program. Saya yakin Anda bisa memilih yang lebih tepat kepada pelanggan Anda.
Hanya saja, satu hal yang perlu dicermati dalam membangun loyalitas pelanggan adalah anggapan bila perusahaan mempunyai semakin banyak pelanggan yang setia, maka akan selalu diikuti dengan pangsa pasar yang besar. Kenyataan justru tidak selalu demikian, perusahaan yang mempunyai tingkat kesetiaan konsumen tinggi kadang malah mempunyai pangsa pasar kecil, bahkan cenderung eksklusif. Harley Davidson merupakan contoh. Sejumlah penelitian memperlihatkan hubungan yang negatif antara pangsa pasar dan tingkat kesetiaan konsumen dalam pasar yang heterogen. Mulailah untuk membangun loyalitas pelanggan sekaligus memperluas pangsa pasar produk Anda.99.

Tuesday 11 March 2008

Pendahuluan

SUDAH LAMA saya ingin menuangkan gagasan terkait dengan lingkungan pekerjaan agar terasa menyenangkan. Namun tidak mudah menuliskan ide-ide yang sangat beragam dan hanya muncul ketika saya bersama-sama dengan teman-teman satu tim.

Inspirasi kadang datang ketika santai di meja makan, atau ketika bersama-sama keluar kota. Ide juga datang saat di meja rapat atau bahkan di kamar kecil. Kapan saja ide bisa datang, namun tidak semua ide bisa tertuangkan.

Semoga dengan kehadiran tulisan ini, Anda bisa menikmati sajian ringan dari balik meja kerja saya, sebuah ruang sempit di lantai dua, persis di bawah tangga menuju lantai 3.

Harapan saya Anda bisa mendapatkan inspirasi baru dengan membacanya, menerapkan dalam aktivitas pekerjaan Anda dan menapatkan manfaat untuk kehidupan baru Anda.