Monday 17 March 2008

Tipe Karyawan di Kantor Kita

Untuk melihat bagaimana posisi kita diantara teman sejawat atau rekan kerja, renungan yang diajarkan Aa Gym mengenai kriteria karyawan di kantor kita boleh kita jadikan bahan pertimbangan, kita dan rekan kita adalam posisi dimana. Ada beberapa jenis atau tipe karyawan di kantor kita.

Yang pertama adalah tipe karyawan “wajib” ini memiliki ciri: keberadaannya sangat disukai, dibutuhkan, harus ada sehingga ketiadaannya sangat dirasakan kehilangan. Dia sangat disukai karena pribadinya mengesankan, wajahnya yang selalu bersih, cerah dengan senyum tulus yang dapat membahagiaan siapapun yang berjumpa dengannya.
Tutur katanya yang sopan tak pernah melukai siapapun yang mendengarnya.

Pembicaraannya sangat bijak, menjadi penyejuk bagi hati yang gersang, perintahnya tak dirasakan sebagai suruhan, orang merasa terhormat dan bahagia untuk memenuhi harapannya tanpa rasa tertekan. Kepribadian dan akhlaknya mulia, membuat setiap orang merasakan bahagia dengan kehadirannya. Dia menghargai hak dan pendapat orang lain hingga tiap orang merasa aman, nyaman dan mendapat manfaat dengan keberadaannya.

Yang kedua adalah karyawan tipe "sunnah", yaitu yang kehadiran dan keberadaannya memang menyenangkan, tapi ketiadaannya tidak terasa kehilangan.

Kelompok ini hampir mirip dengan sebagian yang telah diuraikan, berprestasi, etos kerjanya baik, pribadinya menyenangkan hanya saja ketika tiada, lingkungannya tidak merasa kehilangan, kenangannya tidak begitu mendalam. Andai saja kelompok kedua ini lebih berilmu dan bertekad mempersembahkan yang terbaik dari kehidupannya dengan tulus dan sungguh-sungguh, niscaya dia akan naik peringkatnya ke golongan yang lebih atas, yang lebih utama.

Yang ketiga adalah karyawan tipe "mubah", yakni jika ada dan tiadanya sama saja.

Sangat menyedihkan memang menjadi manusia mubadzir seperti ini, kehadirannya tak membawa arti apapun baik manfaat maupun mudharat, dan kepergiannya pun tak terasa kehilangan. Karyawan tipe ini adalah orang yang tidak mempunyai motivasi, asal-asalan saja, asal kerja, asal ada, tidak memikirkan kualitas, prestasi, kemajuan, perbaikan dan hal produktif lainnya. Sehingga kehidupannya pun tidak menarik, datar-datar saja. Sungguh menyedihkan memang jika hidup yang sekali-kalinya ini tak bermakna.

Yang keempat adalah karyawan tipe "makruh", ketika adanya menimbulkan masalah tiadanya tidak menjadi masalah. Bila dia ada di kantor akan mengganggu kinerja dan suasana walaupun tidak sampai menimbulkan kerugian besar, setidaknya membuat suasana tidak nyaman dan kenyamanan kerja. Singkatnya, suasana kerja menjadi baik bila ia tidak ada.

Misalkan dari penampilan dan kebersihan badannya mengganggu, kalau bicara banyak kesia-siaan, kalau diberi tugas dan pekerjaan selain tidak tuntas, tidak memuaskan juga mengganggu kinerja karyawan lainnya.

Dan yang kelima adalah karyawan tipe "haram", yaitu karyawan yang kehadirannya sangat merugikan dan ketiadaannya sangat diharapkan karena menguntungkan.
Orang tipe ini adalah manusia termalang dan terhina karena sangat dirindukan "ketiadaannya". Tentu saja semua ini adalah karena buah perilakunya sendiri, tiada perbuatan yang tidak kembali kepada dirinya sendiri.

Akhlaknya sangat buruk bagai penyakit kronis yang bisa menjalar. Sering memfinah, mengadu domba, suka membual, tidak amanah, serakah, tamak, sangat tidak disiplin, pekerjaannya tidak pernah jelas ujungnya, bukan menyelesaikan pekerjaan malah sebaliknya menjadi pembuat masalah. Pendek kata di adalah "trouble maker".
Silahkan anda renungkan, kita termasuk kategori yang mana?

Semoga semua ini menjadi bahan renungan agar hidup yang hanya sekali ini kita bisa merubah diri dan mempersembahkan yang terbaik dan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat nanti. Jadilah manusia yang "wajib ada" bagi lingkungan sekitar kita. Saya yakin Anda bisa! 99

No comments: