Monday 28 July 2008

Jenuh Saat Bekerja?

Saya yakin kita semua pernah mengalami saat-saat dimana pekerjaan mulai terasa menyebalkan karena besarnya tekanan yang kita peroleh saat bekerja. Mungkin mulai merasa customer kita semakin rewel dan cerewet, bos yang mulai bertingkah sangat menyebalkan dengan terus-menerus tidak puas dengan pekerjaan atau bahkan mencela hasil kerja kita.

Jika Anda baru merasakan tersebut belakangan ini, hati-hati, mungkin ini pertanda anda mulai mengalami apa yang dinamakan burnout atau yang biasa kita sebut dengan kejenuhan (yang biasanya disebabkan oleh stres).

Sekali lagi, hati-hati dan jangan dianggap enteng, salah-salah bukan hanya pekerjaan tapi juga kesehatan anda yang terganggu.

Namun jika benar Anda mengalami hal tersebut, dari beberapa sumber di internet dan artikel-artikel yang saya baca, berikut beberapa aktivitas yang cukup efektif untuk mengatasi kejenuhan ini :

1. Nikmati Kehidupan di Luar Pekerjaan
Saat anda mempunyai waktu luang/libur, nikmatilah kehidupan di luar pekerjaan Anda dengan sebaik-baiknya. Apalagi jika memiliki club, komunitas sosial dan lainnya. Bergabunglah bersama mereka. Anda juga bisa memanfaatkan waktu bersama anak-anak untuk bermain bersama mereka. Dengan begitu saat kembali kerja, mudah-mudahan anda akan kembali bersemangat.

2. Nikmati Kesalahan Kecil
Jika terjadi kesalahan kecil, bukan berarti dunia kiamat, jadi jangan ragu-ragu. Sesekali buatlah kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, namun hati-hati, kesalahan yang kecil saja, artinya yang tidak mempengaruhi pekerjaan Anda. Secara tidak langsung, hal ini akan merangsang kreativitas dan imajinasi anda dalam bekerja. Dan, tantangan baru akan tercipta.

3. Curhat dengan Rekan Kerja
Kehidupan di pekerjaan dewasa ini membuat seseorang menjadi cenderung individualis. Sekedar hang-out atau makan siang bareng dengan rekan-rekan kerja anda akan menjadi obat menenangkan jiwa Anda. Siapa tahu dengan ngobrol dengan rekan kerja, anda bisa menemukan solusi masalah. Bukan tidak mungkin rekan kerja anda pernah mengalami masalah yang sama dengan yang anda alami saat ini.

4. Relaksasi
Semakin cepat anda bekerja, semakin mudah anda terserang stres. Untuk mengatasinya, selalu bawa kertas dan pensil untuk mencatat kejadian-kejadian yang membuat anda stres di sepanjang hari kerja. Kemudian setelah tiba di rumah, coba anda duduk dan renungkan hal-hal apa saja yang telah terjadi hari ini selama 5 sampai 15 menit.

5. Kenali Stres Anda
Sebagian orang membawa masalah di rumah hingga kantor. Cobalah pilah masalah Anda, apakah yang menjadikan anda merasa kesal adalah karena adanya tekanan di kantor atau bawaan dari masalah di rumah yang tidak terselesaikan. Dengan mengenali penyebab stres, maka akan lebih mudah menemukan jalan penyelesaiannya.

6. Konseling
Jika anda tetap tidak bisa menemukan cara-cara yang efektif untuk mengatasi problema anda, ada baiknya anda menemui konselor/psikolog yang memang memiliki kemampuan untuk mengatasi hal- hal seperti ini. Tidak ada yang aneh jika seseorang pergi ke psikolog. Atau jika Anda lebih yakin bisa konseling ke rohaniawan Anda.[]

Bekerja dengan “Angel Principle”

Salah satu kisah yang saya dapatkan ketika mengikuti Training ESQ membuat saya terkesan. Cerita yang berjudul Rudi dan Sikat Gigi itu membuat saya mengerti tentang arti keikhlasan, integritas dan sikap memberi. Ijinkan saya menceritakan kembali kepada Anda.

Pagi itu Rudi pergi ke sebuah perusahaan dimana ia dipanggil untuk test wawancara. Saat menunggu antrian untuk dipanggil, Rudi menyempatkan diri ke toilet untuk sekedar membersihkan muka dan mencuci tangan.

Ketika di kamar mandi, Rudi melihat wastafel di kamar itu kotor dan kerak porselin disana-sini. Rudi melohat ke sekeliling dan di samping wastafel itu ia melihat ada sikat gigi bekas yang terlihat tak terpakai. Tanpa menunggu lama, Rudi membersihkan wastafel tersebut dengan sikat gigi bekas yang ia temukan.

Saat itu tanpa ia sadari, ternyata ada orang lain disampingnya yang melihat apa yang ia kerjakan. Orang tersebut adalah salah seorang pejabat bagian HRD yang merupakan salah satu dari tim pewawancara.

Pada saat giliran diwawancara, Rudi ditanya oleh orang yang melihatnya di kamar mandi, “Saudara Rudi, tadi saya lihat Anda membersihkan wastafel dengan sikat gigi bekas, boleh saya tahu, apa tujuan Anda melakukannya, padahal Anda datang kesini bukan untuk wawancara karyawan office boy, atau cleaning service, dan yang pasti, Anda belum tentu kami terima sebagai karyawan di perusahaan ini.”

”Saya melakukannya karena saya ikhlas melakukannya, dan hal itu terlepas dari masalah apakah saya akan diterima atau tidak diperusahaan ini, dan terlepas dilihat orang atau tidak saya melakukannya. Karena saya yakin Allah melihat apa yang saya kerjakan.“

Saya yakin anda tahu, siapa yang diterima diperusahaan itu? Ya, tentu saja Rudi lah orang nya.

Ary Ginanjar Agustian, dalam buku ESQ mendefiniskan loyalitas sebagai kesetiaan pada prinsip yang dianut. Sedangkan integritas, menurutnya adalah sikap jujur, konsisten, komitmen, berani dan dapat dipercaya. Integritas dengan sendirinya akan muncul dari kesadaran yang bersumber dari hati nurani. Ia tidak menipu dan tidak pernah bohong. Ia tidak memerlukan tepuk tangan orang lain dan sorak-sorai pujian.

Prinsip Malaikat, atau Angel Principle adalah seorang yang memiliki loyalitas yang tinggi, komitmen, suka mengawali dan memberi, suka menolong dan saling percaya.
Jika perusahaan memiliki karakter moral sepert yang diperagakan Rudi, saya yakin perusahaan tersebut akan menjadi leader dalam bisnisnya, karena dijalankan oleh orang-orang yang bisa bekerja dengan baik, meski tanpa ada yang mengawasinya secara kasat mata, karena ia bekerja dengan Prinsip Malaikat.! []

Friday 18 July 2008

Melayani itu Mudah

Kisah ini saya alami sewaktu di Tanjung Balai Karimun bersama anggota tim marcomm, Robi. Ceritanya kami sedang menghadiri acara lomba sampan layar di Pulau Tulang, sebuah pulau kecil nan elok di sebelah tenggara pulau Karimun.

Acara sudah dibuka oleh Bupati. Sampan-sampan dengan layarnya yang cantik telah mulai berlayar sesuai dengan saf-nya. Saya dijadwalkan untuk memberikan hadiah kepada pemenang di akhir acara ini. Jadi kami harus menunggu sampai semua sampan mencapai finish.

Sambil menunggu keputusan juri, kami menyempatkan diri untuk keliling pantai sambil melihat pos material yang terpasang di sepanjang pantai juga di kedai-kedai yang tertata rapi di sepanjang jalan setapak.

Di salah satu kedai kami singgah. Terlihat sebuah nama terpampang di depan kedai. Daftar menu dan harga terpampang dengan jelas, tertulis dengan bahasa melayu yang khas. Yang menarik adalah pelayanan di kedai kecil ini. Mereka terlihat enjoy dengan pekerjaan mereka. Dan sistem pekerjaan yang menarik kami amati.

Front liner mereka adalah tiga orang gadis muda, umurnya berkisar antara 16-19 tahun. Namanya Surya, Nita dan Difa. Mereka selalu menyapa orang yang dekat ke kedai mereka dan menawari untuk singgah. Setelah dipersilakan duduk, dengan senyuman yang khas pengunjung ditawari minum, makan dengan beberapa menu sederhana yang mereka sediakan. Cukup sederhana, hanya mie goreng dan nasi goreng kampung, es buah atau es sirup limau.

Setelah pesanan di terima mereka sampaikan order ke bagian dapur. Dua orang ibu-ibu nampak dengan cekatan memasak di bagian dalam kedai. Dalam waktu singkat pesanan diambil lagi oleh pramusaji dan mengantarkan langsung ke pengunjung yang memesan.

Yang menarik lagi, ketika kami sedang makan, Surya sesekali menghampiri kami dan mengajak ngobrol singkat, menyakan rasa makanannya, mengambilkan tisue, menawari tambahan air atau hanya bertanya asal kami darimana. Masih dengan bahasa melayu yang sangat kental.

Setelah selesai menikmati makanan, mereka membersihkan piring dan mengantarkannya ke belakang. Disana telah menunggu seorang laki-laki yang setia mencuci piring, menyiapkan air dan kebutuhan logistik lainnya.

Robi sempat berbincang-bincang dengan mereka. Ketika ditanya sekolah dimana, tenryata mereka hanya lulus sekolah dasar. Dan pekerjaan inipun hanya dilakukan ketika ada even seperti ini saja. Kami terkejut karena mereka telah melakukan teori marketing yang rumit dengan sangat mudah. Setelah selesai kami berpamitan dan membayar biaya pesanan kami. Ternyata harganya tergolong murah. Lebih murah dari kedai lain di sekitarnya. Mereka juga menawari singgah lagi pulau ini lain waktu.

Surya, Nita dan Difa telah mengajarkan kepada kami tentang simple marketing, simple servicing. Pemasaran itu mudah. Semudah mereka dalam memberikan pelayanan.[]

The Power of Smile

Panji memasuki ruangan kantor dengan bersenandung riang, “Senyuman dari hati jatuh ke hati.” Pengagum jenis musik acapela itu sedang melantunkan lagu kelompok favoritnya. Kontan saja sikapnya mendapatkan respon dari rekan kerjanya.

“Wah ada yang lagi happy, nih!” sambut Antin. “Nyanyi lagu apa, sih?”
“Judulnya Senyum, dari kelompok Raihan”
“Wah, jadi ingat! Kemarin saya membaca artikel Pelayanan Sepenuh Hati. Menurut Dr. Patricia Patton, senyum merupakan salah satu bagian paling krusial dalam pelayanan,” lanjut Antin.
“O, iya? Bagaimana penjelasannya?” tanya Panji.
“Begini. Nilai sejati dari sebuah pelayanan terletak pada kesungguhan sikap 4 P, yaitu Passionate, Progressive, Proactive, dan Positive dari orang-orang yang bertanggung-jawab memberikan pelayanan tersebut,” jelas Antin. “Dan cara terampuh dan berpengaruh dalam bersikap positif adalah dengan tersenyum. Karena senyum merupakan bahasa positif yang universal, dipahami oleh semua orang.”

Inilah kekuatan senyum. Tidak mengherankan, saat ini berbondong-bondong perusahaan melancarkan program senyum. Di meja teller Bank Mandiri terpampang nama petugas dan di belakang papan nama itu tertera kata singkat “senyum”. Indosat pula mencanangkan pekan senyum, bahkan sampai menjanjikan hadiah kepada petugas yang paling baik dalam men-deliver senyum dan pelayanan. Frontier juga membuat terobosan Senyum Pelanggan Indonesia.

Tak ayal lagi, senyum memang sesuatu yang hebat dan dahsyat. Ia memoles penampilan fisik seseorang, di mana orang itu akan tampak lebih menawan dan lebih menyejukkan. Percaya atau tidak, jantung pun akan berdetak normal. Begitu pula dengan peredaran darah. Ujung-ujungnya, senyum men-trigger seseorang untuk lebih lega, lebih ceria, dan jauh dari stres, sehingga membuatnya kelihatan lebih awet muda.

Menurut pendapat para dokter, untuk tersenyum hanya dibutuhkan 17 tarikan otot wajah. Sementara orang yang suka marah, suka cemberut, atau suka mengomel membutuhkan 32 tarikan otot wajah. Pantaslah mereka akan kelihatan lebih tua.

Di samping itu, mereka yang murah senyum juga akan menikmati pergaulan yang menyenangkan. Di antara mereka, akan menyeruak kehangatan, keakraban, kesegaran bahkan semangat. Kita sendiri akan merasa enjoy jika memasuki sebuah instansi yang sarat wajah-wajah yang tersenyum. Sebaliknya, kita tidak akan merasa sreg jika berada di suatu tempat yang penuh dengan wajah-wajah yang suram apalagi cemberut.

Amatilah orang sakit. Apabila sesampai di rumah sakit ia disambut dengan senyum dokter dan perawat, maka sebagian penyakitnya akan sembuh sebelum diobati. Terus, bagaimana kalau yang sebaliknya yang berlaku? Tentulah, sakitnya akan menjadi-jadi.

Lebih dari itu, senyum ternyata dapat meluluhkan emosi seseorang. Bila kita berhadapan dengan pelanggan yang tengah marah, hadapilah dengan senyum. Setulus mungkin, setenang mungkin! Yang pasti, senyum semacam ini akan meredam amarahnya. Ketahuilah, lebih dari sepertiga masalah akan selesai dengan senyum.

Namun demikian, senyum mesti dibungkus dengan ketulusan. Karena menurut pakar kepribadian dan kecantikan Martha Tilaar, tanpa ketulusan alias kepura-puraan, senyum tidak akan membawa makna apa-apa. Akan tetapi, jangan pula sampai kebablasan! Sebabnya, senyum bisa mengundang kontroversi jikalau tidak ‘kena’ dengan situasi serta kondisinya. Salah-salah, akan dianggap tidak bisa serius atau tidak bisa berempati. Mungkin juga dianggap menyeringai atau mengejek.

Begitulah, smile is power. Disadari atau tidak, ia dapat membersitkan sesuatu yang amat berarti bagi diri sendiri dan orang lain. Layaknya cinta dan semangat, senyum pun akan membuat hidup ‘lebih hidup’. Vice versa, tanpanya hidup juga akan ‘kehilangan nyawa’.[]

Semangat Berkompetisi




Perhelatan PON XVII Kalimatan Timur baru saja usai. Tidak seperti masa-masa dulu dimana PON menjadi acara menarik yang ditunggu-tunggu masyarakat luas, PON kali ini tidak begitu menyita perhatian publik. Saya ingat, sewaktu masih kecil acara olahraga multieven seperti PON, SEA Games, Asian Games hingga Olimpiade selalu menjadi tontonan menarik di televisi maupun sajian unggulan media massa.

Namun sekarang telah berubah, ternyata berita selebritis, politik dan kriminal lebih menarik daripada berita olahraga. Padahal ada banyak pelajaran berharga dari even olahraga seperti PON. Salah satunya adalah semangat berkompetisi.

Siapapun dan dimanapun hampir setiap sisi kehidupan selalu saja diwarnai dengan kompetisi. Lihatlah sopir bis dan angkutan kota yang selalu berlomba untuk merebut penumbang. Penjual koran dan penjaja makanan di terminal, sales yang berkeliling dari rumah ke rumah, toko ke toko, hingga pelajar yang selalu berlomba mencapai prestasi. Semuanya mengalami kompetisi, berusaha menjadi yang terbaik dari ‘pesaing’ mereka. Bahkan kalau kita lihat film Harun Yahya tentang pencipataan manusia, sebelum menjadi janin, sperma juga berkompetisi satu sama lain yang jumlahnya mencapai ratusan ribu, dan hanya satu yang menjadi pemenangnya.

Tidak beda dengan itu semua, dalam pekerjaan sehari-hari, di kantor kita juga seharusnya selalu dihadirkan semangat berkompetisi antar sesama karyawan. Dengan menghadirkan semangat tersebut prestasi demi prestasi akan tercipta. Situasi kerja juga akan semakin bergairah.

Sebagaimana pertandingan olahraga, sportivitas menjadi kunci utama dalam kompetisi. Kompetisi bisa tercipta di internal perusahaan atau antara perusahaan kita dengan pesaing baik dalam bisnis yang sama maupun tidak.
Nah, bagaimana kita mensikapi adanya kompetisi?

Yang pertama, bersikaplah positif. Tantangan dan kompetisi membuat kita memeras diri sampai titik saripati yang terbaik dari diri kita. Tantangan membuat kita menggunakan seluruh daya fisik, mental maupun spiritual daam diri kita. Tantangan juga menbuat sebuah perjalanan terasa begitu 'enjoy' untuk dijalani. Sama seperti halnya anak kecil biasanya malas jika disuruh berlari sendirian. Tetapi, ketika diciptakan suasana lomba dengan teman-teman sebayanya untuk berlari, mereka akan berusaha berlari dengan begitu gembira. Tantangan, akhirnya membuat hidup kita ‘lebih hidup’, seperti iklan di televisi.

Kedua, jangan menghindar dari peluang berkompetisi. Daripada menghindarinya, ceburkan diri Anda dalam situasi berkompetisi tersebut. Karena disana kita akan akan belajar, dan mulai berkembang.

Ketiga, bertanding secara sportif. Jangan berusaha membunuh, menghancurkan atau menghabisi kompetitor dengan cara-cara yang kasar, apalagi tidak etis. Bahkan jika perlu rawatlah situasi kompetisi itu.

Dan secara terus-menerus tantanglah diri Anda untuk berkembang. Jika Anda telah mencapai tujuan Anda, ciptakan tujuan dan target yang lebih tinggi lagi. Dengan demikian, Anda akan terus menerus tertantang dan berkembang! []

Wednesday 9 July 2008

Tetap Berprestasi Setelah Promosi

Dewi kelihatan lebih cerah hari itu. Setelah beberapa tahun bekerja sebagai sales representative pada sebuah perusahaan telekomunikasi dengan kerja keras dan membuat bosnya terksesan, akhirnya ia mendapatkan kenaikan jabatan alias promosi menjadi area manager di salah satu lokasi yang menjadi wilayah kerja perusahaannya.
Namun apakah Dewi siap menerima lebih banyak tugas dan tanggungjawab, selain gaji yang besar? Bukankah, disisi lain, promosi juga berarti peluang stres dan tekanan kerja menjadi jauh lebih besar?

Sebagian orang ada yang tetap bersinar setelah promosi, dapat mengatasi segala hambatan dan mampu menunjukkan performance yang bagus. Tetapi, tidak sedikit yang kesulitan menjalankan tanggungjawab yang besar, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan skill yang tidak memadai karena enggan belajar.

Nah, agar Anda tetap bisa berprestasi dalam meniti karir pasca promosi bahkan bisa lebih bersnar lagi dengan prestasi yang baik, maka Anda perlu menghadapkan wajah ke depan dan berpikir positif supaya Anda dapat mempertahankan jabatan dan stamina motivasi Anda tetap tinggi.
Berikut beberapa tips agar Anda bisa tetap bersinar walaupun menghadapi tantangan yang lebih besar setelah promosi.

Kenalilah Medan Tempur yang Baru
Sun Tzu dalam buku Art of War memberikan petuah, untuk bisa menang, kita harus mengenali medan tempur. Tepat setelah surat promosi kita terima, saat itulah seharusnya yang menjadi pikiran kita “Apa tugas dan tanggungjawab saya pada jabatan tersebut?”

Langkah pertama, Anda harus memahami tugas baru dengan baik. Bekerja lah dengan atasan Anda untuk mendefinisikan tugas dan tanggungjawab tersebut, apa yang menjadi harapan perusahaan dari Anda, bagaimana batasan dan kewenangan Anda, siapa yang akan menjadi partner kerja, anggota tim dan teman satu peers Anda. Jangan sampai Anda melanggar dan mencampuri wilayah pekerjaan oranglain.

Pahami Kembali Hirarki Perusahaan
Teliti ulang setiap orang yang akan bekerja dengan Anda, kepada siapa Anda harus melaporkan pekerjaan, pahami dengan baik bagaimana karakter ‘bos baru’ Anda. Mulailah menjalin hubungan dengan orang yang terlibat dengan Anda. Setelah promosi, mungkin ada beberapa hubungan yang ‘berubah’ atau perlu dipoles ulang. Kenalilah dengan baik wilayah otoritas dan kewenangan Anda. Buatlah agar orang lain selalu menyukai, maka Anda akan berhasil pada job baru ini.

“Asahlah Gergaji”

Promosi, jabatan baru, tugas baru, tentu saja membutuhkan kemampuan yang berbeda dengan sebelumnya. Banyak pengetahuan dan ketrampilan yang Anda butuhkan untuk menjalankan tugas di tempat baru. Terbuka untuk selalu belajar dan beradaptasi dengan lingkungan adalah kunci utamanya. Himpunlah ilmu baru, tingkatkan kemampuan Anda dengan mengikuti pelatihan, seminar atau membaca buku. Sebagian perusahaan menyediakan pelatihan dan pembekalan untuk jabatan-jabatan tertentu, namun sebagian lain tidak. Ikutilah seminar pengembangan diri, kepemimpinan, dan tema lain yang menunjang pekerjaan dan peningkatan wawasan Anda.

Carilah Mentor
Mentor sangat besar perananannya untuk pengembangan diri kita. Bila ada orang di dalam perusahaan yang mengerti benar tentang kesulitan dan tantangan pada posisi Anda sekarang dan bersedia membantu, maka jadikanlah ia partner untuk membantu penyesuaian Anda pada tugas yang baru. Sebagian ada orang yang kesulitan dalam melakukan pendekatan dengan mentor, namun banyak juga yang mudah dalam memberikan dorongan dan pendampingan. Jika tidak menemukan mentor dalam perusahaan, Anda bisa memilih mentor dari orang lain. Carilah ahli dalam profesi yang mirip dengan jabatan Anda atau orang lain yang memiliki kapasitas memadai untuk menjadi mentor Anda.

Komitmen menjadi Kunci Utama
Persepsi orang akan sangat tergantung dengan apa yang Anda lakukan dalam periode awal berada pada posisi ini. Namun komitmen untuk selalu menunjukkan kualitas pekerjaan dan prestasi merupakan cara terbaik untuk menunjukkan bahwa perusahaan tidak keliru menilai dan mempromosikan Anda. Lakukanlah yang terbaik dan setia pada komitmen keunggulan Anda, maka jabatan yang lebih tinggi bukan menjadi sesuatu yang mustahil Anda dapatkan.

Dapatkan Kursi Itu
Sebagian orang melakukan syukuran, makan-makan dan sejenisnya untuk merayakan promosi yang didapatkan. Namun sesungguhnya promosi adalah buah dari prestasi yang dilakukan sebelumnya. Jangan lagi melihat ke belakang, karena memandang ke depan lebih penting untuk menumbuhkan semangat Anda. Bila Anda sudah memahami lingkup tugas, memiliki skill yang memadai, ada mentor yang siap menjadi partner, pengetahuan yang memadai, maka Anda tinggal mempererat hubungan dengan rekan kerja, membentuk citra positif Anda dan selamat menikmati tempat duduk yang baru. Semoga sukses! (diolah dari berbagai sumber) []