Wednesday 2 April 2008

Jangan Biarkan Kesuksesan Membuat Anda Sombong

Jika Anda merasa telah memiliki banyak hal, jika Anda telah merasa mencapai banyak kesuksesan, jangan sampai hal itu membuat Anda sombong.

Apabila telah tertanam dalam hati kita setitik saja kesombongan, itu akan membuat kita merasa lebih tinggi dan lebih baik dari ornag lain. Kita juga bisa lupa bahwa ada orang-orang lain dibalik kesuksesan kita. Ada anak buah kita, ada teman kita, ada atasan kita, ada keluarga kita.

Kesombongan juga akan akan membuat kita menjadi angkuh. Dan keangkuhan akan menjadikan kita membuat penilaian under estimate kepada orang lain. Bahkan bisa lebih buruk dari itu.

Marilah kita pelajari sebuah ilustrasi dalam kisah berikut:

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang
berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan
berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University.

Mereka meminta janji. Sang sekretaris Universitas langsung mendapat
kesan bahwa mereka adalah orang kampung udik, sehingga tidak mungkin
ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge. "Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang pria lembut.
"Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat. "Kami akan menunggu," jawab sang Wanita.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa
pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi.
Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan
untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya. "Mungkin jika Anda menemui
mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi," katanya pada sang
Pimpinan Harvard.

Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk.
Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka.
Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian
usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul.
Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.

Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah
tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan
bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena
kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu
tempat di kampus ini. Bolehkan?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah.
Dia tampak terkejut. "Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa
mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal.
Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan."

"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat, "Kami
tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan
sebuah gedung untuk Harvard."

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah gedung! Apakah kalian tahu
berapa harga sebuah gedung! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya
untuk bangunan fisik Harvard."

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang.
Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja ?" Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard. Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS

No comments: